Milisi Houthi Yaman Deklarasi Gabung Perang Israel-Palestina

Juru bicara militer Houthi Yamana Yahya Saree. (Foto: Istimewa)

Sanaa, MINA – Kelompok Houthi Yaman telah mendeklarasikan diri bergabung dalam perang Israel-Palestina yang berkecamuk lebih dari 1.000 mil dari pusat kekuasaan mereka di Sanaa.

Dikutip dari India Today, juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Selasa (31/10), kelompok tersebut telah meluncurkan “sejumlah besar” rudal balistik dan drone ke arah Israel. Dia menegaskan akan ada lebih banyak serangan serupa yang akan terjadi “untuk membantu Palestina meraih kemenangan.”

Sebagai bagian dari “Poros Perlawanan” yang didukung oleh Iran, Houthi telah mendukung Palestina sejak Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober, membuka front baru bagi gerakan yang telah mengobarkan perang selama delapan tahun melawan koalisi pimpinan Arab Saudi di Teluk.

Baca Juga:  Sebanyak 300 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang di Afganistan

Pernyataannya menegaskan meluasnya ruang lingkup konflik yang telah membuat khawatir negara-negara, termasuk eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi, dan memperkuat kekhawatiran akan dampaknya ketika Israel berupaya menghancurkan pejuang Hamas di wilayah yang dikuasainya di Jalur Gaza.

Saree mengatakan, ini adalah serangan ketiga Houthi terhadap Israel sejak dimulainya konflik, yang tampaknya mengonfirmasi bahwa mereka berada di balik serangan pesawat tak berawak pada 28 Oktober yang mengakibatkan ledakan di Mesir dan Israel menyalahkan Houthi, dan insiden 19 Oktober di mana angkatan laut AS mencegat tiga rudal jelajah.

Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi mengatakan, serangan Houthi tidak dapat ditoleransi, tetapi menolak menjelaskan lebih lanjut ketika ditanya bagaimana Israel akan menanggapinya.

Baca Juga:  Mesir Akan Gabung Afrika Selatan di ICJ Lawan Isael

Slogan Houthi adalah “Matilah Amerika, matilah Israel, kutuk Yahudi dan kemenangan bagi Islam.”

Kelompok Houthi adalah bagian penting dari “Poros Perlawanan”, yang menentang Israel dan Amerika Serikat.

Milisi Irak yang didukung Iran juga telah menembaki pasukan AS di Irak dan Suriah, sementara Hizbullah Lebanon telah melakukan baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel.

Houthi telah menunjukkan kemampuan rudal dan drone mereka selama perang Yaman dalam serangan melawan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

“Kelompok perlawanan tidak akan tinggal diam menghadapi kejahatan rezim Zionis dan dukungan penuh Amerika terhadap rezim Zionis,” ujarnya. “Mereka tidak akan menunggu saran siapa pun. Jika situasi menjadi tidak terkendali, tidak ada pihak yang akan aman dari konsekuensinya,” katanya pada pertemuan dengan Emir Qatar, media pemerintah Iran melaporkan.

Baca Juga:  Menilik Harapan Warga Mesir Menduniakan Bahasa Indonesia

Juru bicara Houthi menyalahkan Israel atas ketidakstabilan di Timur Tengah. Dia mengatakan bahwa “lingkaran konflik” di wilayah tersebut diperluas karena “kejahatan yang terus berlanjut.” Kelompok Houthi akan terus melancarkan serangan “sampai agresi Israel berhenti.”

Mengingat bahwa rudal dan drone Houthi telah ditembak jatuh selama permusuhan terbaru, Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Center mengatakan untuk saat ini serangan mereka “lebih merupakan pesan daripada ancaman militer yang nyata.”

“Risiko bagi Israel adalah jika terjadi pertempuran besar-besaran, dengan peluncuran roket berkali-kali dari segala arah yang dapat melumpuhkan pertahanan udara,” katanya. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi