Baghdad, MINA – Pemimpin milisi terkemuka di Irak memperingatkan bahwa keputusan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, menjadi “alasan yang sah” untuk menyerang tentara Amerika Serikat.
“Keputusan bodoh Trump untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota bagi Zionis akan menjadi percikan besar untuk menyingkirkan entitas ini dari tubuh negara Islam, dan alasan yang sah untuk menargetkan pasukan Amerika,” kata Pemimpin Harakat Hizbullah Al-Nujaba, Akram Al-Kaabi, Kamis (7/12).
Rabu malam, Presiden Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah langkah yang diyakini dunia membahayakan usaha perdamaian Timur Tengah.
“Kami berhati-hati terhadap dampak berbahaya dari keputusan mengenai stabilitas kawasan dan dunia ini,” kata sebuah pernyataan Pemerintah Irak. Demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Pemerintah AS harus mundur dari keputusan ini untuk menghentikan eskalasi berbahaya yang akan mendorong ekstremisme dan menciptakan kondisi yang menguntungkan terorisme,” kata pernyataan itu.
Di Irak, lebih dari 5.000 tentara AS bertugas, bagian dari sebuah koalisi internasional yang memberikan dukungan udara dan darat dalam perang melawan kelompok Islamic State (ISIS).
Milisi Nujaba diperkirakan memiliki sekitar 10.000 pejuang. Kelompok adalah salah satu milisi terpenting di Irak yang didukung Iran. Pasukan ini membantu Teheran membuat rute pasokan melalui Irak menuju Damaskus, Suriah.
Mereka berperang di bawah payung Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), sebuah koalisi yang sebagian besar anggotanya adalah milisi Syiah dukungan Iran yang berperan dalam pertempuran melawan ISIS. (T/RI-1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama