Jakarta, MINA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud bersama sejumlah pemuka agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai mendeklarasikan Pemilu 2024 damai.
Acara tersebut merupakan yang ketiga kalinya digelar dengan tujuan untuk terciptanya pemilu damai, jujur dan adil serta terhindar dari kecurangan-kecurangan sehingga menghasilkan pemimpin sesuai dengan harapan bangsa.
“Pemilu yang damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan bermartabat akan melahirkan presiden, wakil presiden dan wakil rakyat yang terbaik dan dapat dipercaya,” ujar Marsudi Syuhud dalam keterangannya seperti dikutip dari MUIDigital, Selasa (6/2).
Marsudi menyebut meminta semua pihak berlaku jujur, adil, dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, seluruh pemangku kepentingan juga diminta menjalankan tugas sebagaimana seharusnya.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
“Seluruh pemangku kepentingan harus benar-benar berjiwa satria, jujur, adil dalam menjalankan tugas dan kewajiban selurus-lurusnya sebagaimana seharusnya,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, warga negara Indonesia semuanya punya peran yang sangat penting. Terlebih lagi dalam situasi sekarang yang memerlukan peran dan kontrol yang kuat dari masyarakat.
“Dalam situasi yang rawan kepercayaan seperti yang dirasakan sekarang, peran, kontrol dan pengawasan ketat dan menyeluruh dari kita semua amat diperlukan,” sebutnya.
Selain itu, Romo kardinal Ignatius Suharyo dari Keuskupan Agung Jakarta, mengatakan bahwa komunitasnya ini tidak berpihak kepada salah satu paslon. Pihaknya hanya menyerukan persatuan, apapun keadaannya.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
“Kami katakanlah para pemimpin, komunitas agama itu tidak berpihak. Kami berdiri pada di tataran moral,” ucapnya.
Ia menyebut siapapun pemimpin yang nantinya terpilih, dan diputuskan oleh lembaga berwenang, harus diterima. Jangan sampai ada yang terpancing oleh provokasi yang ada.
“Kalau nanti siapapun yang terpilih, dan sudah diputuskan oleh lembaga yang berwenang, ya musti kita terima. Itu yang harus kita sampaikan,” sebutnya.
Berikut 5 poin isi deklarasi yang dibacakan:
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
1. Menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab. Memilih yes!, Golput no!
2. Menentukan pilihan dengan jiwa bebas merdeka sesuai suara hati nurani sendiri. Abaikan semua rayuan, bujukan, bisikan, ajakan, tekanan dan atau ancaman. Ikuti suara hati nurani, yes! Bujukan dan intimidasi no!
3. Ikut aktif menjaga dan mengawasi seluruh tahapan pemilu agar berlangsung sesuai asas luber, jurdil, sehingga pemilu berlangsung aman, damai, dan bermartabat. Pemilu damai, luber jurdil yes! Pemilu curang no!
4. Tajamkan nalar dan suara hati. Jangan memilih mereka yang bertentangan dengan dan atau melanggar prinsip luber dan jurdil. Dukung calon yang bermartabat menjunjung prinsip luber dan jurdil. Pilih yang bermartabat, yes! Yang tidak bermartabat, no!
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
5. Jaga dan junjung tinggi persatuan di atas perbedaan pilihan. Persatuan bangsa, yes! Perpecahan, no!
6. Ingatkan seluruh anggota keluarga, sanak-saudara, kawan dan sahabat bahwa pemilu adalah momen penting bagi masa depan bangsa dan negara kita. Maka gunakan hak kita dengan sebaik-baiknya secara merdeka tapa perlu memusuhi mereka yang berbeda pilihan.
Meski berbeda tetap saudara, yes! Indonesia Jaya, Yes, yes, yes!
Hadir dalam deklarasi tersebut yaitu Ketum PGI, Pdt Gomar Gultom; Keuskupan Agung Jakarta, Romo Kardinal Ignatius Suharyo, Ketum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketum Permabudhi Prof Philip K Wijaya, Ketum Matakin Xueshi Budi Tanuwibowo, Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, Engkus Ruswana, dan Pimpinan Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgend. (R/R5/P2)
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Mi’raj News Agency (MINA)