Cox Bazar, Bangladesh, 24 Shafar 1438/24 November 2016 (MINA) – Sejumlah Muslim Rohingya Myanmar yang menyelamatkan diri ke Bangladesh harus meninggal mereka tenggelam di Sungai Naaf di perbatasan kedua negara.
Muslim Rohingya pekan ini secara bergelombang menyeberang ke Bangladesh seiring meningkatnya kekerasan di kota Maungdaw, Negara Bagian Rakhine yang dilakukan oleh militer. Sekitar 30.000 Muslim Rohingya diperkirakan jadi hidup terlantar dan berusaha pergi berlindung ke negara tetangga.
Beberapa pengungsi Rohingya telah hilang sejak Selasa (22/11) setelah menyeberangi sungai Naaf yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Mereka yang berhasil masuk ke Bangladesh mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsi atau rumah-rumah penduduk.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Ada sekelompok orang dari desa kami yang menyeberangi sungai dengan perahu untuk datang ke sini, tapi tiba-tiba perahu tenggelam,” kata Humayun Kabir, seorang pria etnis Rohingya ayah dari tiga anak yang sudah berada di Bangladesh.
Meskipun banyak dari mereka yang ada di perahu bisa berenang dan mampu mencapai tepi sungai, tapi tujuh orang hilang, ada anak-anak di antara mereka.
Kekerasan di Mynamar kali ini adalah yang paling serius sejak ratusan orang tewas dalam bentrokan komunal di negara bagian barat Rakhine pada tahun 2012.
Muslim Rohingya meninggalkan Myanmar tindakan keras ke Bangladesh
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Tentara Myanmar telah dikerahkan ke daerah di sepanjang perbatasan Myanmar dengan Bangladesh dalam menanggapi serangan terkoordinasi pada tiga pos perbatasan pada 9 Oktober lalu yang menewaskan sembilan polisi.
Warga Rohingya dan lembaga-lembaga kemanusiaan internasional telah mengklaim bahwa militer Myanmar telah membakari rumah-rumah Muslim dan melakukan pemerkosaan terhadap wanita Rohingya pada beberapa kesempatan dan tempat.
Namun, militer dan pemerintah Myanmar telah menolak tuduhan itu.
Sebagai bentuk protes, Pemerintah Malaysia mengatakan pada Rabu (23/11) bahwa mereka sedang mempertimbangkan menarik diri dari turnamen sepak bola yang diselenggarakan oleh Myanmar. Langkah itu mempertaruhkan kemungkinan Malaysia akan mendapat larangan global oleh badan sepakbola dunia FIFA.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Sementara PBB menyerukan penyelidikan atas serangan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel