Nabi Ibrahim AS Kena Lockdown Dalam Api

Renungan Zanjabil #33

Oleh Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam.

“WAHAI Tuhan! Sesungguhnya Ibrahim akan dibakar karena (memperjuangkan hak-Mu),” kata langit, bumi, gunung ganang dan para malaikat kepada Allah SWT ketika mereka melihat akan dibakar oleh Raja Namrud, di Harran, Babilonia, kawasan Irak saat ini. Ibrahim pun sudah mengangkat kepalanya menghadap langit.

Sebelumnya, Namrud dan rakyatnya menahan Ibrahim AS dalam sebuah rumah. Mereka mengumpulkan kayu bakar, bahkan hingga seorang wanita yang sedang sakit bernazar dengan berkata, “Sungguh jika Allah telah memberikan bagiku kesembuhan, maka aku akan mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Ibrahim.”

Setelah kayu bakar terkumpul menjulang tinggi, mereka mulai membakar setiap ujung tepian dari tumpukan itu, sehingga apabila ada seekor burung yang terbang di atasnya nescaya ia akan hangus terbakar. Mereka mendatangi Nabi Ibrahim AS kemudian mengusungnya sampai di puncak tumpukan tinggi kayu bakar tersebut”.

Nabi Ibrahim AS sudah kena lockdown dalam api yang membara karena kesalahannya menyeru Namrud dan pengikutnya untuk kembali kepada jalan yang lurus.

Kekufuran telah membutakan hati dan fikiran mereka. Oleh itu, pertanyaan logis Ibrahim tidak dijawab dengan fikiran waras bahkan mereka terus menghukum. Bakarlah Ibrahim!

Firman Allah SWT dalam Surah al-Anbiya’ yang artinya :

“58. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.

59. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim”.

60. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”.

61. Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”.

62. Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”

63. Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.

64. Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”,

65. kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”.

66. Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?”

67. Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?”

Ya, benar kata Ibrahim “tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara” kalau mereka berakal. Mereka sudah kehilangan akal sihat mereka, maka mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. (Surah al-Anbiya’: 68)

Ibn Hatim meriwayatkan daripada A’isyah RA bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Ibrahim tatkala dicampakkan kedalam api, semua binatang yang melata di muka bumi ini cuba memadamkan api, kecuali cicak, kerana sesungguhnya ia (cicak) meniupkan api ke atas Nabi Ibrahim”.

Allah SWT Yang Maha Kuasa tidak akan membiarkan hamba-Nya yang sentiasa bersama-Nya dalam setiap keadaan. Maka, turunlah pertolongan-Nya, Maksudnya: “Hai api, jadilah engkau sejuk serta selamat sejahtera kepada Ibrahim!” (Surah al-Anbiya’: 69)

Ka’ab al-Ahbar menyebut: Ketika itu, seluruh penduduk bumi tidak mampu mengambil manfaat daripada api, sedangkan tubuh Ibrahim AS tidak terbakar selain tali (yang mengikat dirinya). Al-Dahhak berkata: Diriwayatkan bahawa Jibril AS mengusap keringat dari wajah Ibrahim AS dan tidak ada yang disentuh oleh api kecuali keringatnya, sebagaimana dikisahkan dalam Qasas al-Anbiya’.

Terselamatlah Ibrahim AS dari angkara Namrud dan seluruh rakyatnya yang malang.

Dalam lockdownnya, Nabi Ibrahim tidak lupa berdoa, “Ya, Allah, Engkau Maha Esa di atas langit, dan aku sendiri di bumi ini. Tiada seorang pun yang menyembah-Mu di atas muka bumi ini selainku. Cukuplah bagiku Engkau sebaik-baik Penolong.”

Marilah kita tetap berdoa dalam suasana karena wabah COVID-19 ini agar Allah SWT menyelamatkan kita semua. Amin.

Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.

Bandar Seri Begawan, 21/04/2020. (A/AH/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.