NYT: AS Ragukan Kemungkinan Kesepakatan Normalisasi Israel-Saudi

New York, MINA – The New York Times (NYT) melaporkan, AS ragu bahwa perjanjian Israel-Saudi mungkin terjadi, tetapi tetap memilih meningkatkan upaya untuk mencapainya.

Laporan Sabtu (17/6) itu menyoroti upaya yang meningkat dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk memediasi kesepakatan dalam beberapa bulan terakhir, di mana Washington sering mengadakan pertemuan dengan kedua belah pihak.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan sangat aktif dalam proses tersebut.

The Times mengungkapkan bahwa Utusan Timur Tengah AS Brett McGurk pekan ini memimpin misi ke wilayah tersebut untuk membahas masalah tersebut, setelah kunjungannya ke Riyadh awal bulan ini. Al Mayadeen melaporkan.

Blinken mengadakan percakapan telepon selama 40 menit dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang ” persyaratan Saudi” untuk kesepakatan.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa beberapa pejabat Amerika yakin bahwa prospek kesepakatan kurang dari 50%.

Meskipun demikian, surat kabar tersebut mengutip Martin Indyk, mantan utusan AS untuk “Israel”, yang mengatakan bahwa “Biden telah memutuskan untuk melakukannya, dan semua orang di pemerintahan sekarang memahami bahwa presiden menginginkan ini.”

Itu mengingatkan bahwa Arab Saudi telah meminta agar Amerika Serikat membantunya dengan pengayaan uranium sipil, menurut pejabat.

Dua sumber mengatakan kepada The Times bahwa permintaan lain Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman termasuk janji AS untuk membela negaranya jika terjadi serangan dan pencabutan beberapa pembatasan penjualan militer ke Riyadh.

Di tempat lain, laporan The New York Times mencatat bahwa hambatan lain menuju kesepakatan normalisasi adalah Kongres AS, di mana penjualan senjata ke Arab Saudi dan kesepakatan pengayaan akan sulit untuk dilewati. Namun demikian, dukungan Israel dapat membantu mendorong kesepakatan tersebut.

Netanyahu juga mempertimbangkan dalam sebuah wawancara untuk Sky News bahwa potensi kesepakatan normalisasi Israel dengan Arab Saudi akan menjadi “lompatan ke depan” dan “akan mengubah sejarah.”

Namun, Perdana Menteri pendudukan Israel mengatakan, dia tidak dapat memastikan bahwa kesepakatan akan tercapai karena “terserah Saudi”, tetapi dia “tentu saja berharap begitu.”

Menurut Netanyahu, Arab Saudi “adalah negara Arab yang paling berpengaruh, tidak hanya di dunia Arab — saya pikir juga di dunia Muslim.”

Namun, otoritas Saudi telah berulang kali menyatakan secara terbuka bahwa mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan pendudukan Israel sampai negara Palestina didirikan. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.