Oposisi Israel: Normalisasi dengan Arab Saudi Akan Sebabkan Perlombaan Nuklir yang Merugikan Israel

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid (Foto: File/ Quds Press)

Nazareth, MINA – Peminpin oposisi , Yair Lapid mengatakan, jika terjadi penandatanganan perjanjian dengan dalam bentuk yang tawarkan, maka akan terjadi perlombaan senjata di yang justeru membahayakan Israel.

Pernyataan Lapid itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan radio yang berafiliasi dengan surat kabar Ibrani “Maariv”, dan disiarkan pada Ahad (13/8) pagi.

Tanggapan Lapid itu muncul setelah adanya klaim laporan Israel, bahwa Arab Saudi memerlukan pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir sipil untuk menormalkan hubungan dengan Tel Aviv atas mediasi Amerika. Sementara Riyadh sendiri tidak mengomentari masalah tersebut, menurut laporan itu.

Lapid mengatakan, masalah perjanjian dengan Arab Saudi adalah bahwa sebagian dari isinya untuk memungkinkan pengayaan uranium di tanah Saudi, dan Israel tidak dapat menyetujuinya dengan cara apa pun.

“Apa yang akan kita lakukan jika Saudi mengatakan setelah dua tahun bahwa mereka tidak lagi menginginkan pengawasan (internasional) program nuklir?” katanya, seperti dikutip Quds Press.

Lapid menyebut sangat mendukung untuk mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi, dia menyetujuinya dan mengambil langkah pertama, tapi tidak untuk pengayaan uranium.

“Saya akan mendukung setiap perjanjian dengan Arab Saudi yang tidak termasuk pengayaan uranium,” tegas Lapid.

Kamis lalu, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan kepada surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth, bahwa normalisasi hubungan dengan Arab Saudi dapat dicapai, persoalannya hanya masalah waktu.

Cohen menambahkan, mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi adalah untuk kepentingan Amerika Serikat. Dia menjelaskan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden menginginkan pencapaian politik sebelum pemilihan presiden pada tahun 2024 mendatang.

Patut diketahui, bahwa Arab Saudi tidak menjalin hubungan apa pun dengan negara pendudukan Israel, dan biasanya selalu menegaskan menolak untuk menormalisasi hubungan dengan “Tel Aviv” sebelum adanya penyelesaian masalah Palestina.

Diketahui pula pada tahun 2020, Israel telah menormalisasi hubungan dengan tiga negara Arab, yaitu UEA, Bahrain, dan Maroko. (T/B04/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.