Oposisi Suriah Terima Gencatan Senjata Dua Pekan

Anggota oposisi Suriah. (Foto: dok. East News/Nish Nalbandia)
Anggota . (Foto: dok. East News/Nish Nalbandia)

Riyadh, 17 Jumadil Awwal 1437/25 Februari 2016 (MINA) – Blok oposisi utama Suriah, Komite Tinggi Perundingan (HNC) mengatakan akan mendukung selama dua pekan untuk menguji keseriusan komitmen pihak rezim terhadap rencana Amerika Serikat (AS)-Rusia untuk mengakhiri pertempuran.

Awal pekan ini, AS dan Rusia menyepakati “penghentian permusuhan” antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi dalam sebuah kesepakatan.

Namun, kesepakatan itu tidak memasukkan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) dan Nusra Front afiliasi Al-Qaedah. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kesepakatan menyerukan semua pihak untuk mendaftar dalam kesepakatan pada tengah hari 26 Februari dan agar menghentikan pertempuran di tengah malam.

“Komite Tinggi Perundingan (HNC) percaya gencatan senjata sementara selama dua pekan akan memberikan kesempatan untuk menentukan komitmen pihak lain” kata HNC dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Rusia pada Rabu (17/2) mengatakan, pernyataan oposisi muncul setelah Presiden Suriah meyakinkan Rusia tentang kesiapannya untuk menghormati gencatan senjata.

“Secara khusus, (Assad) menegaskan kesiapan pemerintah Suriah untuk memfasilitasi terciptanya gencatan senjata,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan dan mengatakan adanya pembicaraan telepon antara Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan sekutunya Presiden Vladimir Putin.

Menurut Kremlin, Assad menggambarkan gencatan senjata sebagai “langkah penting menuju resolusi politik” untuk perang saudara di Suriah.

Namun, Putin dan Assad menekankan perlunya melanjutkan “perjuangan tanpa kompromi” terhadap ISIS dan Nusra Front. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.