Oxfam: Polisi Perbatasan Perancis Siksa Anak Migran Secara Fisik dan Verbal

Oxford, Inggris, – Organisasi hak asasi manusia internasional, , mengatakan, polisi penjaga perbatasan Perancis secara teratur telah menyiksa anak-anak pengungsi dan migran berusia 12 tahun secara fisik dan verbal.

Mengutip pernyataan saksi, Oxfam menuduh berulang kali menahan makanan, air, dan selimut bagi para pengungsi di bawah umur yang melintasi perbatasan ke Perancis dari kota Ventimiglia, Italia, tempat 16.500 migran dan pengungsi saat ini tinggal.

“Polisi Perancis tidak menjunjung standar internasional,” kata Chiara Romagno dari Oxfam dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/6), demikian Al Jazeera melaporkan.

“Mereka mengejek anak-anak dan menganiaya mereka. Beberapa anak-anak sol sepatunya dipotong sebelum dikirim kembali ke Italia,” tambahnya.

Baca Juga:  Turkiye Kecam Veto AS di DK PBB Halangi Pengakuan Negara Palestina 

Laporan itu mengatakan, anak-anak mengeluh tentang “disiksa secara fisik dan verbal, ditahan semalam di sel-sel tanpa makanan, air atau selimut dan tanpa akses ke wali resmi.” Semua itu bertentangan dengan hukum Perancis dan Uni Eropa.

“Dalam satu kasus, seorang wanita  Eritrea yang sangat muda dipaksa berjalan kembali melintasi perbatasan di sepanjang jalan tanpa trotoar membawa bayinya yang berumur 40 hari,” kata laporan itu.

Menurut hukum Eropa, anak-anak tanpa pendamping yang meminta suaka tidak dapat dikirim kembali ke tempat asalnya.

Sebagian besar pengungsi melarikan diri dari penganiayaan dan perang di negaranya seperti Sudan, Eritrea, Suriah dan Afghanistan. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.