Para Pemimpin ASEAN dan Australia Serukan Gencatan Senjata ‘Segera’ di Gaza

Para peimpin ASEAN dan Australia saat pertemuan puncak khusus ASEAN dan Australia. (Foto: @AlboMP, X)

Melbourne, MINA – Para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara () dan Australia hari Rabu (6/3) menyerukan gencatan senjata “segera dan “jangka panjang” di wilayah Gaza yang terkepung.

“Kami menegaskan kembali keprihatinan bersama mengenai situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza,” kata para pemimpin dalam pernyataan bersama yang diberi nama Deklarasi Melbourne. Anadolu Agency melaporkan.

Mengutuk serangan “terhadap seluruh warga sipil dan infrastruktur sipil,” deklarasi tersebut menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera dan jangka panjang.”

Melbourne menjadi tuan rumah pertemuan puncak khusus ASEAN dan Australia untuk menandai 50 tahun hubungan resmi antara blok Asia Tenggara dan Canberra.

Deklarasi tersebut mengatakan, Gaza sedang menyaksikan “krisis kemanusiaan,” termasuk terbatasnya akses terhadap makanan, air, dan kebutuhan dasar lainnya.​​​​​​​

Mereka juga memberikan “dukungan” kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina dalam melaksanakan mandatnya, serta Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi PBB untuk Gaza Sigrid Kaag untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, dan memulai pekerjaan pasca-konflik.

“Kami menyerukan akses kemanusiaan yang cepat, aman, tanpa hambatan dan berkelanjutan bagi semua yang membutuhkan, termasuk melalui peningkatan kapasitas di perbatasan, termasuk melalui laut,” kata deklarasi tersebut.

“Kami menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik untuk melindungi warga sipil dan mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia internasional,” kata Deklarasi tersebut, seraya menyerukan “pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera, terutama perempuan, anak-anak, orang sakit dan orang lanjut usia.”

“Kami menggarisbawahi pentingnya pembebasan dari penahanan sewenang-wenang,” tuntutannya, dan mendesak semua pihak terkait untuk berupaya mencapai resolusi damai terhadap konflik tersebut guna mewujudkan solusi dua negara berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan sedikitnya 30.631 orang dan melukai 72.043 lainnya dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (T/R7/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.