Al-Quds, 5 Syawal 1436/21 Juli 2015 (MINA) – Pemukim-pemukim ekstrimis Yahudi tidak dapat mengadakan kunjungan provokatif ke Masjid Al-Aqsha di Al-Quds selama bulan Ramadhan, saat umat Islam Palestina mempertahankan kehadiran permanen di tempat suci itu, tapi mulai Senin (21/7), pasca Ramadhan, ekstrimis kembali menyerbu situs tersuci ketiga dalam Islam tersebut.
Koresponden Kantor Berita Palestina WAFA yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mengatakan, kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi memasuki Al-Aqsha secara bertahap di pagi hari.
Selama hampir dua pekan sejak mereka terakhir diizinkan masuk ke dalam Al-Aqsha oleh polisi Israel, yang melarang masuknya orang Yahudi ke situs selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dengan pertimbangan besarnya jumlah jamaah Muslim yang memenuhi masjid dan halamannya untuk menunaikan ibadah.
Senin para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi melakukan tur provokatif sebelum sejumlah jamaah masjid hadir di sana, jamaah muslim lalumeneriakkan kalimat takbir untuk menunjukkan kemarahan mereka terhadap kehadiran Yahudi di kiblat pertana bagi umat Islam itu.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Menurut Yayasan Islam untuk Wakaf dan Warisan, lebih dari 80.000 warga Palestina menunaikan shalat Idul Fitri beberapa hari yang lalu di halaman Masjid Al-Aqsha setelah Israel memungkinkan jamaah Muslimin Palestina dari Tepi Barat menuju Kota Al-Quds.
Meskipun Israel memberikan ratusan ribu izin untuk memasuki Al-Quds serta memungkinkan perempuan dan laki-laki dari usia tertentu untuk masuk secara bebas, keputusan itu terjadi setelah adanya penangguhan sejak hari pertama Ramadhan.
Wakil Presiden Gerakan Islam di wilayah jajahan Israel Sheikh Kamal al-Khatib mengatakan, keputusan itu harus “dilihat dengan mata skeptis”, memprediksi “tahap berikutnya menjadi sangat sulit bagi jamaah memasuki Masjid Al-Aqsha.”
Banyak jamaah Muslimin Palestina yang tinggal di Masjid Al-Aqsha selama Ramadhan dan sepanjang tahun telah menerima perintah pelarangan dari pengadilan Israel, mencegah mereka memasuki atau beribadah di tempat suci tersebut.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Sumber di Al-Quds melaporkan, Otoritas Pendudukan Israel telah mengumpulkan daftar hitam berisi nama-nama semua aktivis dan jamaah yang tetap berada di Masjid Al-Aqsha dan mengancam untuk menjatuhkan sanksi berat pada mereka dan keluarga mereka, termasuk pembongkaran rumah mereka.
Zena Amro, seorang aktivis perempuan dan salah satu jamaah yang tinggal di Masjid Al-Aqsha telah menerima perintah pembongkaran rumahnya yang dibangun pada tahun 1964, sebelum Al-Quds diduduki.
Penduduk Palestina khawatir jika pengunjung Yahudi diizinkan untuk beribadah harian di halaman Masjid Al-Aqsha, akhirnya akan menyebabkan perubahan permanen, yang akan menghasilkan kontrol penuh Israel serta larangan masuk dan ibadah umat Islam.
Ketakutan berasal dari tindakan Israel yang sedang berlangsung mencegah warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat untuk memperoleh izin memasuki Al-Quds untuk beribadah di Masjid Al-Aqsha dan banyak pembatasan pintu masuk di Al-Quds menuju lingkungan Al-Aqsha, termasuk menahan kartu identitas mereka hingga mereka meninggalkan Masjid.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Sementara kunjungan provokatif pemukim ekstrimis Yahudi ke situs suci telah memunculkan protes massa di kota suci dalam beberapa bulan terakhir, akibatnya ratusan orang Palestina ditangkap oleh polisi Israel.(T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza