Bangkok, MINA – Sekjen PBB Antonio Guterres, Ahad (3/11), mendesak Myanmar untuk memastikan kembalinya pengungsi Rohingya ke kampung halaman mereka dengan aman. Mereka terusir oleh operasi militer Myanmar yang oleh lembaga hak asasi dianggap tindakan genosida.
Guterres menyampaikan permohonan di depan Aung San Suu Kyi, lebih dari dua tahun sejak negaranya menindak mengusir Muslim Rohingya.
Berbicara pada pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bangkok – yang dihadiri juga oleh Suu Kyi – Guterres mengatakan dia masih sangat prihatin tentang keadaan buruk orang Rohingya.
Dia meminta pemerintah Myanmar untuk bertanggung jawab dengan menangani akar penyebab mereka melarikan diri dan memfasilitasi repatriasi mereka dengan aman.
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Para pemimpin ASEAN bertemu setiap tahun untuk mencoba menentukan posisi bersama dalam masalah-masalah mendesak, tetapi juga mempertahankan kebijakan tidak campur tangan dalam urusan masing-masing. Rancangan pernyataan yang akan dikeluarkan oleh para pemimpin ASEAN umumnya cenderung lemah tentang bagaimana Myanmar harus menangani krisis Rakhine.
Kekerasan di negara bagian Rakhine pada 2017 memaksa lebih dari 740.000 Rohingya melarikan diri, sebagian besar mencari perlindungan di kamp-kamp yang penuh sesak di negara tetangga Bangladesh, dalam apa yang oleh para penyelidik PBB katakan sebagai genosida.
Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai warga negara, mereka imigran warga ilegal dari Bangladesh. Sebagian besar mereka tidak diberikan hak kewarganegaraan dan hak-hak dasar lainnya. (T/R11/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus