PBB: Pembersihan Etnis Rohingya terus Berlanjut

Pengungsi Rohingya. (Foto: vocfm)

Bangladesh, – Pembersihan etnik Rohingya di Myanmar terus berlanjut, seorang pejabat senior PBB mengatakan Senin (5/3).

Komentar Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Hak Asasi Manusia Andrew Gilmour ini datang lebih dari enam bulan setelah operasi militer Myanmar yang telah mengakibatkan hampir 700.000 orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

“Pembersihan etnis Rohingya di Myanmar terus berlanjut. Saya tidak berpikir kita bisa menarik kesimpulan lain dari apa yang telah saya lihat dan dengar di Cox’s Bazar ini,” ujar Gilmour setelah berbicara dengan pengungsi Rohingya yang baru tiba di kamp pengungsi Bangladesh yang padat, seperti dilansir Daily Sabah, Selasa.

Baca Juga:  Ismail Haniya: Tidak Ada Satu pun Rumah Di Gaza Kecuali Ada Syuhadanya

“Sifat kekerasan telah berubah dari pemerkosaan dan pemerkosaan massal tahun lalu menjadi kampanye teror dan situasi kelaparan yang dipaksa yang tampaknya dirancang untuk mengusir Rohingya yang tersisa dari rumah mereka dan ke Bangladesh,” kata dia.

Ia mengatakan “tidak dapat dibayangkan” Rohingya akan dapat kembali ke Myanmar dalam waktu dekat, meskipun ada janji Myanmar untuk mulai mengambil kembali beberapa pengungsi.

“Pemerintah Myanmar sibuk mengatakan kepada dunia bahwa mereka siap untuk menerima Rohingya yang kembali, sementara pada saat yang sama tentaranya terus menekan mereka ke Bangladesh,” ujar Gilmour.

Meskipun Myanmar mengatakan pihaknya siap untuk menerima kembali pengungsi berdasarkan sebuah perjanjian yang ditandatangani dengan Bangladesh pada November, dia menambahkan, “Pemulangan yang aman, bermartabat, dan berkelanjutan tentu saja tidak mungkin terjadi dalam kondisi sekarang”.

Baca Juga:  Massa Pendukung Israel Serang Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas California

Bangladesh telah mencapai kesepakatan dengan Myanmar untuk mengirim kembali sekitar 750.000 pengungsi yang telah tiba sejak Oktober 2016 selama dua tahun ke depan, sebuah proses akan dimulai pada awal pekan depan.

Tetapi banyak orang Rohingya yang tinggal di kamp-kamp yang padat dan tidak sehat mengatakan mereka tidak ingin kembali ke Rakhine setelah melarikan diri dari kekejaman termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran di kampung halaman mereka.

Kelompok hak asasi manusia dan PBB mengatakan pemulangan harus bersifat sukarela. Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran tentang kondisi di Myanmar karena banyak pemukiman Rohingya telah dibakar habis oleh tentara dan massa Buddhis. (T/R11/R01)

Miraj News Agency (MINA)

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

Wartawan: Syauqi S

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.