Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemred ANTARA: Peran Kenabian Warnai Jurnalis Muslim

Rudi Hendrik - Sabtu, 27 Agustus 2016 - 13:33 WIB

Sabtu, 27 Agustus 2016 - 13:33 WIB

405 Views

Bogor, 24 Dzulqadah 1437/27 Agustus 2016 (MINA) – Pemimpin Redaksi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Aat Surya Syafaat mengatakan bahwa peran kenabian harus mewarnai seorang jurnalis muslim.

“Peran kenabian harus mewarnai seorang wartawan muslim. Wartawan harus memiliki sikap shidiq, amanah, fathonah dan tabligh. Ketika seorang wartawan sudah memiliki sifat kenabian ini, maka kebaikan akan menyelimutinya,” kata Aat saat mengisi Tasyakuran Kelulusan dan Kuliah Perdana Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Fatah bertemakan ‘Tantangan dan Peluang Jurnalis Muslim di Era Media Digital’ di Komplek Pesantren Islam Al-Fatah Cileungsi, Sabtu (27/8).

Aat mengatakan, wartawan sebagai pengemban profesi mulia yang mewarisi tugas kenabian. Ia mengutip firman Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 56.

“Bunyi surat Al-Kahfi ini sesuai dengan fungsi pers yang diakui seluruh dunia yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan menjadi alat kontrol masyarakat. Ketiga fungsi pertama sama dengan menyampaikan kabar gembira, sedangkan fungsi keempat sama dengan memberi peringatan,” kata Aat yang juga pendiri Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency).

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Lebih lanjut, Aat mengatakan, sifat-sifat ini penting dimiliki oleh setiap jurnalis muslim agar nantinya berita yang disampaikan adalah sebuah kebenaran dan menjadi ladang amal baiknya. Memang, kata Aat, seorang jurnalis muslim memiliki tantangan yang cukup berat di era media digital saat ini.

Menurut Aat, kebebasan pers di Indonesia sekarang sudah melampaui batas, banyak undang-undang kebebasan pers yang disahkan oleh Presiden Habibie tahun 1999 tidak diindahkan.

“Sebenarnya kebebasan pers saat ini tidak jauh berbeda dengan kebebasan pers di era Orde Baru (Orba). Hanya saja kebebasan pers saat ini sudah kebablasan sementara kebebasan pers di era pak Harto (Presiden Soeharto) harus bertanggung jawab dan dibatasi dengan tidak boleh mengkritik pemerintah,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap, jurnalis Muslim di Indonesia saat ini bisa menyampaikan informasi yang adil dan berimbang.

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

“Saya berharap banyak lahir jurnalis muslim yang membawa misi kenabian untuk mengajak orang berbuat kebaikan dan memerangi kejahatan, karena sumber dan acuan utama jurnalisme ini adalah kitab suci dan akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,” harapnya. (L/P011/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Kolom
Indonesia
Indonesia