PENGEMBANGAN DESA WISATA JADI PRIORITAS DISBUDPAR SLEMAN

Antara Yogya
Antara Yogya
antarayogya

Sleman, 8 Rabi’ul Awwal 1436/30 Desember 2014 (MINA) – Pengembangan desa sebagai salah satu produk wisata akan menjadi prioritas Dinas dan Kabupaten

Namun, Kepala Disbudpar Sleman Ir AA Ayu Laksmidewi TP MM mengakui, strategi pemasaran desa wisata masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera digarap tahun depan.

Selama ini pihaknya telah menggunakan berbagai cara untuk mempromosikan desa wisata. “Kami menggelar kegiatan yang bisa menarik wisatawan, misalnya family trip dan java summer camp. Kalau ada pameran, mereka (desa wisata) juga kita ajak,” kata Ayu seperti diberitakan infopublik kominfo dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Meski demikian, pemasaran desa wisata masih belum optimal. Disbudpar berencana akan menyampaikan promosi paket desa wisata melalui kerja sama dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) sehingga promosinya lebih mudah.

Dikatakannya bahwa pengembangan potensi desa wisata sangat relevan dengan tren pariwisata yang mulai beralih ke alam. Desa wisata punya nilai jual yang baik, sepanjang dia mampu menunjukkan potensi lokal. Misalnya potensi alam, seni, budaya, atau kuliner yang dikelola masyarakat sendiri.

Setidaknya di Sleman terdapat 38 desa wisata yang resmi tercatat Disbudpar Sleman. Ayu berharap, pengelola desa wisata tidak latah dalam penawaran paket wisata. Misalnya jangan semuanya outbond.

Nanti kalau sama semua, jadi tidak menarik lagi. Desa wisata di Sleman dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu desa wisata tumbuh, berkembang, dan mandiri. Ayu mengatakan, klasifikasi tersebut bukanlah bentuk diskriminasi.

“Ini memudahkan pendampingan karena kami harus membuat mereka berani memunculkan potensi yang khas,” tutur Ayu.

Tidak harus ada kegiatan. Misalnya membiasakan anak-anak dengan permainan tradisional atau membuat masakan khas. Jadi selalu siap kalau sewaktu-waktu ada tamu.

Sementara itu, Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Disbudpar Sleman, Wasita menambahkan, pengunjung desa wisata didominasi komunitas masyarakat metropolis. Terutama desa wisata mandiri, itu sudah ada jaringan sendiri. (T/ R03/R04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0