Cameron Akan Mundur sebagai PM Inggris Setelah Kalah Referendum

London, 20 Ramadhan 1437/25 Juni 2016 (MINA) – akan mengundurkan diri dalam waktu empat bulan setelah kalah dalam referendum Kamis, tentang keanggotaan negaranya di Uni Eropa, di mana hampir 52 porsen suara memilih Inggris keluar dari Uni Eropa.

Cameron mengatakan Inggris memerlukan “kepemimpinan yang kuat” untuk melakukan negosiasi keluar Uni Eropa.

“Saya berjuang berkampanye, ini satu-satunya cara yang saya tahu bagaimana mengatakan secara langsung dan penuh semangat apa yang saya pikirkan di kepala, hati dan jiwa,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Jumat pagi (24/6) di luar 10 Downing Street, bersama istrinya yang berdiri di sampingnya.

Ia mengungkapkan bahwa ia sangat yakin bahwa Inggris bisa lebih kuat, lebih aman dan lebih baik jika berada di dalam Uni Eropa.

“Tapi orang-orang Inggris telah membuat keputusan yang sangat jelas untuk mengambil jalan yang berbeda dan dengan demikian saya pikir negara membutuhkan kepemimpinan segar untuk mengambil arah ini,” ujarnya, Anadolu Agency memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Berbicara pada konferensi pers Jumat pagi, mantan walikota London dan pengkampanye , Boris Johnson,  mendukung pilihan Cameron untuk menunda keputusan Pasal 50 Perjanjian Lisbon.

Pasal 50 itu adalah metode resmi yang Inggris dan setiap negara anggota lainnya dapat mulai proses meninggalkan Uni Eropa.

“Hari ini, saya pikir kita semua politisi, harus berterima kasih kepada rakyat Inggris karena dengan cara ini mereka telah melakukan tugas kami untuk kami,” kata Johnson. “Kita tidak bisa berpaling dari Eropa. Kami adalah bagian dari Eropa. anak-anak dan cucu kita akan terus memiliki masa depan yang indah seperti bepergian ke benua Eropa, memahami bahasa dan budaya yang membentuk peradaban Eropa umum.”

Segera setelah Cameron mengumumkan pengunduran dirinya, Johnson dipasang oleh agen taruhan Ladbrokes sebagai favorit untuk menggantikannya.

Pada referendum Brexit pada Kamis, hampir 52 persen pemilih Inggris menolak keanggotaan negaranya di Uni Eropa yang sudah berjalan selama 43 tahun.

Pengadaan referendum dan pengunduran diri Cameron merupakan janji pemerintah Konservatif jika terpilih kembali pada tahun 2015. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)