MUSLIM AS PERSIAPKAN RAMADHAN DI TENGAH TERIK MATAHARI MUSIM PANAS

Washington, 27 Sya’ban 1434/6 Juli 2013 (MINA) – Muslim Amerika Serikat (AS) tengah mempersiapkan pelaksanaan puasa bulan Ramadhan yang tiba tahun ini di bawah panas mendesis.

Pasalnya, pada Ramadhan kali ini muslim AS akan melakukan puasa selama berjam-jam di bawah terik matahari musim panas.

“Ini adalah salah satu cara yang paling efektif untuk belajar mengendalikan diri,” kata Anwar Arafat, imam Masjid Al-Noor dekat pusat kota Salt Lake City, Utah seperti dilansir OnIslam yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Sabtu (6/7).

Pada bulan Ramadhan, umat Islam yang sudah baligh diwajibkan berpuasa menjauhkan diri dari segala hal yang membatalkan antara waktu fajar dan terbenamnya matahari. Pengecualian bagi orang sakit dan mereka yang sedang bepergian boleh tidak puasa jika berisiko pada kesehatan, dengan menggantinya di hari lain.

“Hal ini dimaksudkan untuk tidak merugikan kesehatan seseorang,” kata imam Arafat. “Bahkan jika mereka puasa adalah dosa,” tegasnya.

Untuk menghindari panas di bulan Ramadhan, banyak umat Islam memilih libur mereka pada bulan Ramadhan, sehingga mereka dapat istirahat di sore harinya.

Sementara bagi Sharifa Al-Qaaydeh, Haus merupakan hal yang sulit di bulan Ramadhan.

“Hal yang paling sulit adalah menahan diri dari haus ketika Ramadhan di musim panas,” tutur Al-Qaaydeh, seorang dosen bidang keperawatan di University of Utah. “Ketika saya masih muda, Ramadhan jatuh di musim dingin, sekarang Ramadhan jatuh di musim panas, ini pasti akan sulit,” tegasnya.

Menurutnya, di AS, matahari terbit sekitar pukul 06:00 waktu setempat, yang berarti keluarga muslim perlu bangun, menunaikan shalat subuh, dan selesai makan pada saat itu.

Sementara Matahari terbenam di wilayah AS sekitar pukul 21:00 waktu setempat, setelah itu anggota keluarga berbuka puasa dengan makan besar – sering dengan orang lain atau di masjid – dan kemudian melakukan shalat malam. Beberapa orang tidak bisa tidur sebelum tengah malam.

Seorang warga AS lainnya memiliki kisah tersendiri, Miriam Jazir, seorang ibu muslim yang tinggal di Holladay, Utah, bagian tengah AS, bersama suami serta dua anaknya berusia 8 dan 11 tahun itu khawatir akan suhu yang tinggi.

“Saya agak takut, Tahun lalu benar-benar panas. Tapi biasanya, ternyata baik-baik saja,” kata Jaziri.

“Kami biasanya bangun sekitar 45 menit sebelum waktu subuh,” ungkapnya. “Pertama kali kami memulai dengan memakan beberapa sereal dan minum banyak air,” tambahnya.

Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke-16, dimana Estevanico dari Azamor adalah seorang muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara.

Populasi muslim di AS telah meningkat dalam ratusan tahun terakhir, dimana sebagian besar pertumbuhan didorong oleh adanya imigran.  Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS, hampir 96.000 setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.  (T/P013/P02)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0