PESANTREN PUNYA PERAN KEMBANGKAN WISATA SYARIAH

(Foto: Rana/MINA)

Jakarta, 16 Rajab 1435/15 Mei 2014 (MINA) – Kepala Sub-Direktorat Korporasi dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Taufik Nurhidayat mengatakan, mempunyai peran dalam mengembangkan di Indonesia.

Pesantren sebagai Lembaga Islam mempunyai peran dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (capacity building) bagi pengelola wisata syariah sehingga dalam pelaksanaannya betul-betul sesuai ajaran Islam.

“Begitu juga Kemenparekraf memberikan pendidikan bisnis dalam kapasitas wisata syariah bagi pihak pesantren,” kata Taufik kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu kemarin.

Taufik mengungkapkan, terdapat 13 tujuan wisata syariah di Indonesia, yang telah mempunyai fasilitas wisata syariah yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.

Di petunjuk wisata Islam Indonesia, ada beberapa tambahan tempat yang lebih memiliki nilai religi bernafaskan Islam seperti masjid atau surau, peninggalan sejarah terkait penyebaran agama Islam di tanah air, termasuk makam para tokoh dan raja Islam.

Namun, Taufik mengatakan, Kemenparekraf mempunyai kendala karena banyak perusahaan-perusahaan penyedia wisata syariah di Indonesia yang belum terorganisir.

Indonesia akan menjadi tuan rumah forum internasional pertama bertema wisata syariah “The 1st International Forum on Islamic Tourism 2014”, sebagai tindak lanjut dari pertemuan para Menteri Pariwisata dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Banjul, Gambia pada 6 Desember 2013 lalu.

Pelaksanaan Forum Internasional Wisata Syariah pertama dan pertama kali dilaksanakan di Indonesia itu diselenggarakan bekerja sama dengan OKI pada 2 dan 3 Juni 2014 mendatang di Hotel Borobudur, Jakarta.

Taufik mengatakan, pada kesempatan pelaksanaan akan mengundang para pembicara dari dalam dan luar negeri termasuk juga dihadiri oleh para pejabat Kementerian Pariwisata beserta Badan-badan pariwisata terkait di bawah OKI serta seluruh stakeholder pariwisata Indonesia, yang terdiri dari Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten/Kota, Asosiasi Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata, dan komunitas-komunitas syariah.

Tujuan diadakan acara tersebut di antaranya untuk menjelaskan mengenai besarnya potensi wisata Islami dan meningkatkan kerjasama antara negara anggota OKI. Acara tersebut juga merupakan salah satu cara dalam membumikan gerakan ekonomi syariah secara global.

Penyelenggaraan kegiatan The 1st OIC International Forum on Islamic Tourism didasarkan pada potensi wisatawan Muslim Dunia yang terus mengalami perkembangan setiap tahunnya.

Menurut Pew Research Center Forum on Religion and Public Life, populasi wisatawan muslim dunia diperkirakan terus bertambah dari 1,6 miliar atau sekitar 23,4% dari penduduk dunia sebesar 6,9 miliar pada tahun 2010 menjadi sekitar 2,2 miliar atau sekitar 26,4% dari total penduduk dunia 8,3 miliar pada tahun 2030, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,5% setiap tahunnya.

Taufik menjelaskan, Kemenparekraf telah bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam pengembangan Pariwisata Syariah meliputi empat jenis komponen usaha pariwisata, yaitu perhotelan, restoran, biro atau jasa perjalanan wisata, dan spa.

Taufik berharap forum internasional wisata syariah ini dapat berjalan sukses dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk para pemangku kebijakan (stakeholder), ulama, dan pelajar.(L/P02/P04)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0