PM LEBANON INGIN SEGERAKAN PEMILU PRESIDEN KRISTEN

Perdana Menteri Lebanon, Tammam Salam pada pidato sebelum pertemuan Majelis Umum PBB di New York, Jumat (Gambar: Nahar)
Perdana Menteri Lebanon, Tammam Salam pada pidato sebelum pertemuan Majelis Umum di New York, Jumat (Gambar: Nahar)

New York, 3 Dzulhijjah 1435 H/ 27 September 2014 M (MINA) – Perdana Menteri Lebanon, Tammam Salam pada sesi break pertemuan Majelis Umum PBB di New York, kemarin, mengatakan keinginan pemerintah Lebanon untuk menyegerakan pemilihan presiden Kristen yang baru sesegera mungkin.

“Lebanon membanggakan diri dengan fakta sebagai negara satu-satunya di dunia Arab yang memiliki presiden Kristen, Hal ini menegaskan negara kami contoh untuk interaksi dan koeksistensi,” kata Salam. Kantor berita Nahar melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.

Pemerintah Lebanon tanpa presiden sejak Mei lalu pasca berakhirnya Michel Suleiman. Beberapa sesi pemilihan presiden telah diselenggarakan di parlemen, tetapi parlemen telah gagal dalam memilih penggantinya karena perselisihan yang sedang berlangsung antara 8 Maret di 14 kamp.

Mengenai krisis pengungsi Suriah, Salam membuat perbandingan antara kapasitas Lebanon, yang memiliki jumlah lebih dari 1,1 juta pengungsi Suriah, dan meminta Negara internasional untuk ikut bertanggung jawab.

“Perang Suriah telah meninggalkan pengungsi Suriah dan anda dapat mencoba untuk membayangkan 100 juta orang berbondong-bondong ke Amerika Serikat dan menyebar di dalamnya, bersama dengan dampak sejumlah besar orang ini pada infrastruktur, ekonomi, sekolah, sektor kesehatan dan pekerjaan,” katanya.

Dia juga mendesak masyarakat internasional untuk turut ikut membantu pengungsi Suriah, menurutnya,”Situasi ini adalah bencana internasional, karena krisis pengungsi tidak hanya menjadi masalah Lebanon melainkan krisis internasional, dan masyarakat internasional harus memikul tanggung jawab.”

Mengatasi konflik dengan Israel, Salam menekankan komitmen Lebanon untuk Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah, 2006  lalu.

“Kami percaya, hal itu dapat mengkonsolidasikan keamanan di Selatan dan berkontribusi untuk memperluas otoritas negara di seluruh wilayah,” katanya.

Dia juga menggarisbawahi terkait negaranya memiliki hak penuh untuk memanfaatkan air, sumber daya alam dan minyak serta gas di Zona Ekonomi Eksklusif.”

Dia juga mengomentari kekejaman Negara Islam kelompok militan kejam di Suriah dan Irak, Salam mengatakan “kejahatan jelek di daerah yang luas di Suriah dan Irak tidak dapat diterima oleh agama apapun.”

“Mereka telah menyebabkan gelombang pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya, merusak entitas politik dan masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut, Salam menambahkan,”Dunia telah menyaksikan serangan terhadap orang Kristen dan Yezidis (di Irak) dan kami menganggap serangan terhadap agama dan tempat-tempat suci sebagai serangan terhadap martabat manusia.”

Sebelum pidatonya, Salam telah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry di New York, menjelang pertemuan Support Group Internasional untuk Lebanon.

Kerry mengatakan kepada Salam,”Komitmen Amerika Serikat untuk keamanan dan stabilitas Lebanon pada saat Negara tersebut menghadapi banyak tantangan.”

Kerry memuji Salam untuk Lebanon “upaya mandiri untuk memerangi ISIS dalam perbatasannya dan mencatat bantuan militer dipercepat untuk membantu mengatasi ancaman ISIS.”

Dia juga memuji dukungan Lebanon dalam upaya koalisi melawan ISIS termasuk partisipasinya pada pertemuan Jeddah dan penandatanganan Komunike Jeddah.(T/P011/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0