Presiden Prancis Bertemu Tokoh Perempuan Islam dan Yahudi Bicarakan Peradaban

Sherin Khankan (Alshabur)

Paris, MINA  – Presiden Prancis Emannuel Macron pada hari Senin (26/3/2018) bertemu tokoh dan pemimpin masjid perempuan Denmark Sherin Khankan dan rabbi Yahudi Prancis Delphine Horvilleur membicarakan dialog peradaban menurut pandangan agama-agama.

Dalam pertemuan di Istana Elysee, seperti dirilis Alaraby, Macron membahas masa depan di Eropa dan feminisme Islam, di tengah desakan Prancis yang selama ini dikenal sekuler untuk lebih banyak memahami peran agama.

Dalam sesi satu jam, menurut laporan media Prancis, Macron meminta kedua tokoh agama perempuan itu untuk memberikan ide tentang cara terbaik “meningkatkan dialog peradaban”.

Prancis memiliki tradisi politik sekuler, tetapi Macron berharap masukan dari para pemimpin berbagai agama yang berbeda untuk memberikan ide tentang bagaimana Prancis dapat membantu mengatasi radikalisasi dan ketegangan yang terkait dengan perbedaan agama dan budaya.

“Perancis adalah negara yang dikenal karena pemisahan agama dan politiknya yang tidak berkesudahan dan tanpa syarat. Saya mencoba menunjukkan melalui aktivisme saya bahwa agama dapat membuat kontribusi progresif bagi masyarakat. Dan ada tantangan besar di Prancis,” Khankan mengatakan kepada siaran radio Denmark, DR.

“Radikalisasi dapat menjadi reaksi terhadap rasa tidak memiliki atau menjadi bagian dari komunitas, jadi penting bahwa para pemimpin dunia masa depan menemukan cara untuk memasukkan minoritas mereka,” tambahnya.

Pada bulan Agustus 2016, Khankan yang juga seorang penulis terkemuka dan aktivis Muslimah membuka masjid pertama untuk perempuan Islam Denmark, mencoba menciptakan dialog antara agama dan politik.

Lahir di Denmark dari seorang ayah keturunan Muslim Suriah dan seorang ibu Kristen Finlandia, Khankan adalah seorang sosiolog agama dan filsafat, yang mengkhususkan diri dalam aktivisme Islam kontemporer di Eropa dan Timur Tengah.

Dia adalah Pendiri dan Wakil Ketua Muslim Kritis, sebuah organisasi yang mempromosikan kepemimpinan Muslim perempuan, dan juga memiliki kandidat Partai Kiri Radikal di Parlemen.

Pada bulan Oktober, Sherin Khankan mempublikasikan gerakan “Perempuan adalah Masa Depan Islam” untuk menceritakan kisahnya dan menjelaskan karir intelektualnya di Kopenhagen.

Dia mengatakan bahwa Masjid Maryam yang ia bangun memberikan suasana yang lebih ramah bagi jamaah kaum Muslimah, dan menjadi tempat diskusi keragaman teologis agama Islam, di tengah lingkungan yang semakin Islamofobia di Eropa.

Sherin Khankan juga menyarankan kepada Presiden Prancis gagasan konferensi yang menyatukan para tokoh agama Islam, Yahudi, Protestan, Katolik, serta intelektual semua agama, tanpa diskriminasi berdasarkan gender.

Macron menyatakan minatnya pada gagasan itu dan berjanji untuk menindaklanjutinya, katanya, seraya mengatakan bahwa Maroko akan menjadi tuan rumah acara yang diusulkannya.

Khankan mengatakan, Maroko termasuk negara ideal karena keterbukaannya terhadap ulama perempuan. (T/RS2/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.