Program Pangan Dunia PBB Terima Penghargaan Nobel Perdamaian

Oslo, MINA – Program Pangan Dunia (WFP) PBB telah menerima Nobel Perdamaian tahun ini, demikian pengumuman Komite Nobel Norwegia.

“Penghargaan Nobel Perdamaian 2020 diberikan kepada Program Pangan Dunia (WFP) ‘atas upayanya memerangi kelaparan, atas kontribusinya dalam memperbaiki kondisi perdamaian di daerah yang terkena konflik dan bertindak sebagai kekuatan pendorong dalam upaya mencegah penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan konflik,” kata komite, Anadolu Agency melaporkan, Kamis (10/12).

Dalam konferensi video dari Oslo, di mana markas komite berada, Berit Reiss-Andersen, Ketua Komite Nobel Norwegia, mengatakan upacara penghargaan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi COVID-19.

Dia mengatakan penghargaan itu akan dikirim ke markas besar WFP di Roma.

David Beasley, direktur eksekutif WFP, dalam pidato penerimaannya, berkata: “Kami percaya bahwa makanan adalah jalan menuju perdamaian.”

Beasley mengatakan 270 juta orang mengalami kelaparan dan 30 juta dari mereka bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.

“Di sisi lain, ada USD 400 triliun dolar kekayaan di dunia kita saat ini. Bahkan di puncak pandemi COVID, hanya dalam 90 hari, tambahan kekayaan USD 2,7 triliun dolar tercipta,” katanya.

“Dan kami hanya membutuhkan USD 5 miliar dolar untuk menyelamatkan 30 juta nyawa dari kelaparan,” tambahnya.

Beasley berterima kasih kepada Komite Nobel karena mengakui pekerjaan mereka dalam “menggunakan makanan untuk memerangi kelaparan, untuk mengurangi ketidakstabilan bangsa, untuk mencegah migrasi massal, untuk mengakhiri konflik dan untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian.”

Penghargaan Nobel Perdamaian tahun lalu diberikan kepada Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, untuk upayanya mencapai perdamaian dan kerja sama internasional dan atas inisiatifnya yang menentukan untuk menyelesaikan konflik perbatasan dengan tetangganya Eritrea.

Pemenang penghargaan sebelumnya termasuk mantan Presiden AS Jimmy Carter (2002) dan Barack Obama (2009), serta aktivis Pakistan Malala Yousafzai (2014); Uni Eropa (2012), PBB, dan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan (2001). (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)