Renungan Zanjabil: COVID-19 dan Nabi Kita Muhammad

Oleh: Prof. Dr. Abdurrahman Haqqi, Dosen di Universiti Islam Sultan Sharif  Ali (UNISA) Brunei Darussalam asal Bogor Indonesia

Hari ini, 1 April adalah hari pertama bulan dilahirkannya Junjungan kita, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menurut penanggalan tahun Masehi. Ini karena baginda dilahirkan pada 20, 21, atau 22 April 571 Masehi. Seorang Nabi yang menyinari bumi dengan sinar keimanan untuk jin dan manusia dan membawa rahmat untuk sekalian alam rahmatan lil’alamin. Allahumma Salli Wasallim Wabarik ‘alaih.

Tiba-tiba seorang dosen di Rice University, Houston, Texas Amerika Serikat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dunia hari ini. Betapa tidak, sebagai intelektual Kristen konservatif yang memerhati wabah pedemik sedang melanda dunia hari ini, beliau berani mengatakan sesuatu yang di luar kelaziman masyarakat Barat.

Saya memperoleh teks ucapannya dari beliau sendiri di jejaring sosial linkedin semalam. Sebelumnya saya membacanya di Newsweek edisi 17 Maret 2020 dalam Kolom Opini. Dengan penuh keyakinan dan berterus terang beliau menulis: “Muhammad said: “If you hear of an outbreak of plague in a land, do not enter it; but if the plague outbreaks out in a place while you are in it, do not leave that place.”

Oh ya, nama dosen itu adalah Profesor Dr. Craig Considine penulis buku The Humanity of Muhammad: A Christian View (Blue Dome Press, 2020), dan Islam in America: Exploring the Issues (ABC-CLIO 2019).

Jika dalam tradisi penulisan Islam, tulisan Craig di atas akan ditambah dengan hadis riwayat Al-Naysaburi, Muslim bin Al-Ḥajjaj, Ṣaḥiḥ Muslim, hadis no. 2219, sebagai contoh.

Hadis berkenaan bagi yang memahami bahasa Perancis akan menjadi “Si vous entendez la plaie de la terre, n’y entrez pas, et si elle tombe par terre et que vous ne l’entendez pas, alors ne la quittez pas.

Atau dalam Bahasa Rusia ia akan menjadi “Если вы слышите чуму земли, не входите в нее, а если она падает на землю, а вы нет, то не покидайте ее”.

Atau bagi orang Cina pula ia akan berbentuk begini: “如果您听到了土地的瘟疫,请不要进入,如果它掉到了地上而您没有听到,那就不要离开它”.

Perlu dicatat di sini, yang di atas adalah terjemahan segera menggunakan kemudahan teknologi maklumat dari Google Translate, jika ada perbedaan pemahaman atau terjemahan maka yang dalam bahasa Arab adalah yang muktamad dan diutamakan. Ia berbunyi:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Umat manusia pada hari ini sedang dalam kepanikan, ketakutan, kekhawatiran, kerisauan sehingga kita jarang jika tidak dikatakan tidak ada lagi yang mencemooh, menghina, mencaci, memaki, menghujat Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Kita tidak mendengar umat Islam ditindas, dihina, disiksa setidaknya saat ini karena umat manusia sedang bergandeng tangan bahu membahu menangani musuh bersama COVID-19.

Mungkin ada yang berasa atau beranggapan COVID-19 adalah sebuah peringatan dari Tuhan sekalian alam Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa seperti yang menimpa umat-umat terdahulu yang telah menolak kebenaran yang dibawa para nabi dan rasul. COVID-19 adalah peringatan bagi keangkuhan manusia sombong walaupun manusia tersebut orang beriman.

Apa pun kesan dan pesan dari wabak COVID-19 ini, sebaiknya kita sebagai mukmin melaksanakan arti, makna, tadabbur, dan tafsiran hadis Nabi di atas yang bermaksud:

“Apabila kamu mendengarnya (wabah) di sesuatu tempat, maka janganlah kamu pergi ke situ. Dan apabila ia terjadi di tempat kamu, maka janganlah kamu keluar lari daripadanya.” Dan dalam riwayat lain dikeluarkan oleh Bukhari.

Sami’na wa ata’na ya Rasulallah!

Wallahu a’lam.

Semoga Bermanfa’at.

Bandar Seri Begawan, 1 April 2020

(AK/B4/R1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.