RI Ingatkan Kewajiban Jaga Stabilitas Kawasan Asia Pasifik

Photo: Kemlu

Bandar Seri Begawan,4 Jumadil Akhir 1438/3 Maret 2017 (MINA) – Dalam menyikapi tantangan di kawasan yang makin beragam, negara-negara ASEAN dan mitra wicara perlu mengedepankan moral and legal obligation untuk selalu mempertahankan perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.

Penegasan ini disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN/Ketua Delegasi RI Duta Besar pada pertemuan ke-32 Forum ASEAN-Jepang di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, demikian pernyataan Kemlu RI, Jumat (3/3).

Jose mengajak semua pihak, termasuk mitra wicara ASEAN, untuk menunjukkan ketaatannya pada nilai-nilai dan prinsip yang terkandung dalam Treaty of Amity and Cooperation (TAC).

Mengenai kerja sama keamanan maritim, menggarisbawahi masih banyaknya kasus perompakan, pembajakan kapal, penyanderaan serta penculikan awak kapal di perairan kawasan. Hal tersebut perlu menjadi perhatian semua pihak dan perlu upaya koordinasi untuk menyelesaikannya.

Sementara itu, mengenai kerja sama kejahatan lintas negara, seperti terorisme dan kejahatan cyber, Indonesia menekankan perlunya kerja sama kolektif ASEAN dan Jepang, misalnya melalui peningkatan kapasitas, sharing of expertise, penyelenggaraan kegiatan seminar dan workshop, serta penyelenggaraan riset bersama.

Untuk menanggulangi penyebaran paham radikalisme dan ekstrimisme, Indonesia menekankan upaya-upaya bersama guna memberdayakan kelompok moderat, termasuk wanita dan pemuda. “Perlu juga dibuat slogan damai (peace narratives) dan counter narratives,” tambah Jose.

Mengenai ASEAN-Jepang, Indonesia mengapresiasi kerja sama dan dukungan Jepang di beberapa mekanisme seperti ASEAN-Japan Counter Terrorism Dialogue (AJCTD), dan ASEAN-Japan Cyber Crime Dialogue (AJCCD). Program-program tersebut didanai oleh Japan ASEAN Integration Fund (JAIF) dan JAIF 2.0.

Pertemuan pertemuan ke-32 Forum ASEAN-Jepang juga menginventarisasi berbagai capaian kemitraan strategis ASEAN-Jepang yang telah memasuki masa 44 tahun pada tahun 2017.

Ketua Delegasi Jepang, Wakil Menlu Takeo Akiba menyatakan dukungan Jepang terhadap kesatuan dan sentralitas ASEAN, penguatan integrasi dan konektivitas ASEAN, pengurangan kesenjangan pembangunan, penguatan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kawasan. Disampaikan pula perlunya penguatan arsitektur kawasan melalui sejumlah mekanisme yang dimotori ASEAN (ASEAN led-mechanisms) seperti East Asia Summit (EAS), ASEAN Regional Forum (ARF), serta dialog/pertemuan ASEAN dengan berbagai negara mitranya.

Ke depan, ASEAN-Jepang mempertajam fokus kerja sama di empat bidang prioritas, yaitu: partners for peace and stability, partners for prosperity, partners for quality of life dan heart-to-heart partners.

Di bidang ekonomi dan perdagangan, ASEAN-Jepang telah sepakat untuk segera menyelesaikan dan mengimplementasikan persetujuan ekonomi seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan ASEAN Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP). Keduanya juga menyepakati perlunya memberdayakan kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Forum ASEAN-Jepang tahun ini dipimpin bersama oleh Jepang dan Brunei Darussalam selaku Country Coordinator kerja sama kemitraan ASEAN-Jepang (2015-2018). Seluruh perwakilan dari negara anggota ASEAN dan Sekretariat ASEAN hadir.

Jose mengatakan bahwa secara umum, pertemuan telah membahas berbagai hal termasuk tantangan yang dihadapi kawasan ini, situasi regional dan global serta upaya penguatan kerja sama ASEAN-Jepang bagi kemakmuran bersama.

ASEAN-Jepang memulai hubungan dialog informal pada tahun 1973 dan meningkat pada hubungan formal dengan dibentuknya mekanisme ASEAN-Japan Forum pada bulan Maret 1977.(T/R04/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.