Yerusalem, MINA – Ribuan warga Israel terus melakukan protes di area kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu (22/8), melanjutkan demonstrasi selama berbulan-bulan untuk mempertahankan momentum mereka.
Para pengunjuk rasa ingin Netanyahu melepaskan jabatannya saat dia diadili atas tuduhan korupsi. Kegagalan pemerintah dalam menangani krisis virus Corona (COVID-19) pada gelombang kedua juga memicu unjuk rasa.
Protes hari Sabtu terjadi sebelum tenggat waktu pemerintah koalisi harus menyetujui rencana anggaran pada Selasa (25/8) atau akan memicu pemilihan umum baru setelah tiga kali dalam setahun, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pengunjuk rasa yang mengabaikan saran polisi untuk rute alternatif, berbaris dari beberapa bagian kota Yerusalem melalui jalan-jalan utama mencoba mencapai kediaman Netanyahu di Jalan Balfour.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Di luar kediaman Netanyahu, mereka mengangkat balon raksasa yang menggambarkan kepala Netanyahu dan saingannya yang berubah menjadi mitra koalisi Benny Gantz dari partai sentris Blue and White. Mereka mengibarkan bendera Israel dan bendera hitam salah satu gerakan protes akar rumput.
Sebuah tanda bertuliskan “Balfour ada di tangan kita,” mengacu pada alamat tempat tinggal Netanyahu. Tanda-tanda lain meminta Netanyahu untuk mundur dan sebuah plakat menggambarkannya sebagai “Menteri Kejahatan”. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah