RNP: RAKHINE AKAN PUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN PBB

Photo : Press Tv Warga Muslim Rohingya
Photo : Press Tv Warga Muslim Rohingya

Rakhine, 25 Rabi’ul Awwal 1436/16 Januari 2015 (MINA) – Ketua Partai Nasional Rakhine (RNP), Aye Maung mengatakan, pihaknya berencana untuk memutuskan hubungan dengan semua pihak organisasi PBB kerena telah bias dalam melihat dan menangani negara bagian Rakhine.

Keputusan tersebut dituangkan dalam surat terbuka atas keluhan mereka kepada pemerintah negara bagian Rakhine pada 10 Januari lalu, Mizzima melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.

“Mereka (para pejabat PBB, red) bertemu dengan kami mengatakan bahwa mereka akan bertemu dengan kedua belah pihak namun mereka membuat keputusan berdasarkan pendapat mereka dan mereka mengambil keuntungan dari kita,” kata Aye Maung pada Selasa lalu.

Dia berbicara setelah kunjungan singkat Pelapor Khusus PBB tentang hak asasi manusia di Myanmar, Yanghee Lee bersama rekan-rekannya ke Rakhine sebagai kunjungan kedua ke Myanmar.

NRP, penggabungan dari Partai Pembangunan Nasional Rakhine dan Liga Arakan untuk Demokrasi adalah partai terbesar di legislatif yang memiliki kursi terbanyak di Parlemen.

Ketua Partai mengatakan upaya orang-orang etnis Rakhine untuk meningkatkan kekhawatiran tentang minoritas Muslim tidak berhasil karena pemerintah pusat dan negara bagian Rakhine mengambil keuntungan politik dari situasi tersebut.

Pada 29 Desember lalu, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang mendesak Myanmar untuk memberikan kewarganegaraan penuh kepada Rohingya dan memungkinkan mereka untuk bergerak bebas di seluruh negeri. Namun RPN menyatakan keberatan terhadap resolusi tersebut.

Kedua partai dan pemerintah menolak istilah Rohingya, mereka memanggil etnis minoritas dengan sebutan Bengali dan mengklaim sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.

Ratusan warga Rakhine memprotes kedatangan utusan PBB, Yanghee Lee di negara bagian Rakhine dan meminta dia untuk tidak memihak dalam memberikan laporan berikutnya pada situasi pelanggaran hak asasi menusia di Rakhine. Laporan pertama pada Oktober 2014 lalu, sangat kritis terhadap pengobatan Rohingya di Myanmar dan mengatakan Rohingya merupakan salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia.(T/P004/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor:

Comments: 0