Sebanyak 300 Warga Israel Serbu Al-Aqsha pada Festival Yahudi

Al-Quds, 12 Dzulqa’dah 1437/15 Agustus 2016 (MINA) – Sekitar 300 warga garis keras menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha di Al-Quds selama perayaan festival agama Yahudi pada hari Ahad (14/8).

Menurut juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld, tujuh orang ditangkap karena telah menyimpang dari rute yang ditetapkan oleh polisi, demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkannya.

Tujuh orang Israel ditangkap oleh polisi karena melanggar aturan yang ditetapkan selama kunjungan ke kompleks Masjid Al-Aqsha.

Rosenfeld mengatakan bahwa pasukan polisi tambahan telah dikerahkan di sekitar kompleks Al-Aqsha dan kawasan kota tua Al-Quds selama festival.

Kelompok Aktivis Pusat Informasi Wadi Hilweh mengunggah foto-foto di media sosial dari orang-orang Yahudi yang sedang beribadah di luar kawasan kompleks Al-Aqsha.

Baca Juga:  Tanggapi Serangan ke Rafah, Roket dari Gaza Meluncur ke Israel

Jumlah pengunjung Yahudi pada Ahad itu meningkat karena perayaan festival Tisha B’av, menandai kehancuran kuil Yahudi yang mereka klaim terletak di lokasi Masjid Al-Aqsha.

Padahal, sebuah keputusan agama yang diberikan oleh Kepala Kerabian Israel pada tahun 1967 telah melarang orang-orang Yahudi menginjakkan kaki di situs Al-Aqsha dengan alasan agama. Namun kelompok-kelompok Yahudi garis keras tidak setuju dengan seruan itu.

Bahkan hendak membangun sebuah kuil Yahudi ketiga, yang kemudian menjadi kekhawatiran Palestina dari penghancuran Masjid Al-Aqsha.

Yahudi mengklaim itu bagian dari mereka, dan menganggap tembok ratapan “Temple Mount,” sebagai situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Sementara ibadah di dalam kompleks Al-Aqsha hanya diperbolehkan bagi Muslim. Namun kelompok garis keras Yahudi tidak mengindahkan aturan itu. Polisi Israel juga sering membiarkan warga Yahudi Israel masuk ke dalam kompleks, terutama selama festival keagamaan Yahudi.

Baca Juga:  Israel Serang Rafah Saat Pejuang Palestina Setujui Gencatan Senjata

Padahal bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan tempat suci ketiga di dunia, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Pada September 2000, kunjungan ke kompleks Al-Aqsha oleh pejabat Israel Ariel Sharon memicu apa yang kemudian dikenal sebagai Intifada Kedua. Sebuah perlawanan rakyat terhadap penjajahan Israel yang menyebabkan ribuan warga Palestina gugur di medan perang.

Israel menduduki kawasan Al-Quds pada Perang Timur Tengah tahun 1967. Kota ini kemudian dianeksasi pada tahun 1980, dan mengklaim itu sebagai ibukota negara Yahudi Israel dalam sebuah aksi yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (T/P4/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.