Jericho, MINA – Sebanyak 48 diplomat asing menolak rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat, dengan mengatakan hal itu merusak visi solusi dua negara.
Mengutip dari Xinhuanet pada Rabu (24/6), pernyataan itu dibuat hari Senin saat ribuan warga Palestina berdemonstrasi yang diorganisir oleh Gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota Jericho, Tepi Barat, untuk menolak rencana Israel, dengan partisipasi para diplomat dari 48 negara.
Nickolay Mladenov, utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah mengatakan, rencana aneksasi Israel bertentangan dengan hukum internasional dan akan merusak impian perdamaian dan mendirikan Negara Palestina.
Dia meminta masyarakat internasional untuk bergerak secepat mungkin dan mengerahkan segala upaya yang mungkin dalam menyelamatkan proses perdamaian melalui pembicaraan damai yang berakhir dengan pembentukan negara Palestina.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Selama 25 tahun terakhir, masyarakat internasional bekerja untuk mendirikan negara Palestina yang mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat sebagai basisnya,” kata Mladenov.
Dia juga menyerukan persatuan di antara Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Sven Kuhn Von Burgdsroff, perwakilan Uni Eropa di Palestina, memperbarui penolakan UE terhadap rencana aneksasi Israel.
“UE tidak mengakui kedaulatan Israel di Wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur,” tegasnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Dia menambahkan bahwa setiap proses pencaplokan atau langkah-langkah sepihak akan menciptakan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki, dan secara langsung merusak solusi dua-negara berdasarkan negosiasi.
“Uni Eropa memantau dengan seksama konsekuensi dari rencana ini, dan menegaskan bahwa dalam hal aneksasi, hubungan antara UE dan Israel akan terpengaruh,” katanya.
Burgdsroff meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional dan segera bekerja untuk mengakhiri semua kegiatan pemukiman di wilayah pendudukan dan pelanggaran lainnya.
Duta Besar Rusia untuk Negara Palestina Gocha Buachidze mengatakan, rencana aneksasi Israel akan merusak proses perdamaian dan mengimplementasikannya akan menghalangi kemungkinan pembentukan negara Palestina yang merdeka.”
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Situasi ini membutuhkan dimulainya kembali segera perundingan di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencapai solusi komprehensif berdasarkan resolusi PBB dan inisiatif perdamaian Arab 2002,” kata Buachidze.
Salem al-Omeiri, duta besar Oman untuk Negara Palestina, meminta masyarakat internasional untuk mendukung rakyat Palestina dan menghentikan semua perilaku ilegal Israel.
“Kesultanan Oman sangat menghargai perjuangan damai rakyat Palestina untuk menghentikan semua rencana aneksasi dan penyelesaian Israel di Wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967,” kata al-Omeiri.
Sementara itu, Saeb Erekat, sekretaris jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan, perdamaian yang adil hanya dapat dicapai dengan mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina di perbatasan 1967.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Dunia hari ini telah mengirim pesan dukungan untuk Palestina dan mengatakan bahwa Israel dan Pemerintah Amerika, sendirian dalam menghadapi hukum internasional dan Anda harus mengakhiri pendudukan dan menolak aneksasi,” kata Erekat.
Ribuan warga Palestina bergabung dalam demontrasi bersama dengan para pemimpin PLO dan Fatah serta puluhan diplomat internasional lainnya. Para peserta Palestina memegang spanduk untuk menentang aneksasi Israel. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian