Ramallah, MINA – Sejumlah organisasi nasional dan Islam di Palestina menyerukan aksi secara luas untuk memperingati Hari Nakbah Palestina ke-71 yang bertepatan pada Rabu, 15 Mei mendatang.
Dalam keterangan tertulisnya, organisasi Palestina menyerukan untuk menyatukan barisan guna menghadapi kebijakan pendudukan Israel, terutama di saat bulan Ramadhan, demikian dilansir Palinfo pada Senin (13/5).
“Dengan mengintensifkan kehadiran ke Al-Quds, berupaya hadir ibadah di Masjid Al-Aqsha, dan mempertahankannya dari serbuan zionis setiap hari, saling bantu-membantu dan menguatkan ikatan persaudaraan di kalangan bangsa, karena persatuan merupakan satu-satunya jalan meraih kemenangan dan kemerdekaan,” jelas pernyataan itu.
Seruan itu juga mengajak agar melakukan aksi pemboikotan barang-barang dan produk Israel dalam semua bentuk, tidak membeli produk mereka, terutama bahan konsumsi makanan di setiap waktu sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Organisasi itu menyerukan untuk menjadikan hari Jumat depan (17/5) sebagai hari eskalasi di lokasi pertemuan dengan Israel, terutama di lokasi demonstrasi pekanan yang digelar di perbatasan Jalur Gaza setiap hari Jumat.
Pada Jumat depan dianjurkan untuk shalat di Al-Aqsha, sebagai penolakan atas kebijakan pendudukan Israel di perlintasan, dan larangan masuk bagi ribuan pemuda ke Al-Aqsha.
Pernyataan pers yang disampaikan organisasi nasional dan Islam itu menyebutkan:
Peringatan Hari Nakbah ke-71 yang terus berlanjut menimpa bangsa Palestina, harus lebih kuat untuk menghadapi Deal of Century (Kesepakatan Abad Ini), dan menolak kebijakan Amerika Serikat sekutu Israel dalam menghapus hak-hak bangsa Palestina, lewat proyek yang bertujuan memaksa Palestina untuk menyerah.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Selain itu, membuat kebijakan internasional dengan peta baru yang mempersempit hak-hak Palestina. Lewat perdamaian ekonomi palsu, dan menerapkan kendali Israel atas Tepi Barat, menghapus Al-Quds dari meja perundingan, dan menghilangkan hak kepulangan pengungsi yang menjadi inti persoalan nasional.
Untuk menghadapi hal itu, sangat penting membuat sikap tegas, menerapkan keputusan dewan nasional dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mulai mencari solusi nyata menghindarkan diri dari semua kesepakatan dengan otoritas pendudukan, menghentikan hubungan politik, ekonomi dan keamanan agar memperkuat perjuangan rakyat Palestina untuk mempertahankan wilayah mereka.
Selain itu, agar segera diakhirinya perselisihan internal, bersatu dalam satu front perlawanan rakyat, untuk mengubah perimbangan kekuatan, dan berjuang dalam satu barisan nasional, untuk mengokohkan front internal guna menghadapi tantangan, dan menolak sikap pemerintah Gedung Putih terkait diktenya atas bangsa Palestina. (T/Ais/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina