Siti Rusmiyati: Madrasah Utama Dalam Keluarga Adalah Ibu

Jakarta, 22 Rabi’ul Awal 1438/ 22 Desember 2016 (MINA) – Direktur Keuangan dan Umum Dompet Dhuafa Siti Rusmiyati mengatakan untuk memperingati Hari Ibu yang bertemakan “Terima Kasih Ibu”  peran sangat penting bagi karakter dan membentuk generasi yang sholeh dan sholehah, seperti pesan Rasulallah, “madrasah utama dalam keluarga adalah seorang ibu”.

“Sesibuknya orang tua yang bekerja di luar rumah atau kantor seharusnya lebih bisa mengatur waktu antara pekerjaan dan anak, saya juga berusaha untuk lebih mengedepankan pendidikan anak dibanding pekerjaan, apalagi jika anak itu membutuhkan kebutuhan khusus maka harus ekstra dalam membimbingnya,” katanya dalam acara seminar “Terima Kasih Ibu” di Pasific Space Mall, Jakarta, Kamis (22/12).

Dia menambahkan, mengedepankan kualitas dibanding kuantitas itu merupakan interaksi dalam berkeluarga yang dapat berusaha untuk lebih mengikat keluarga. Walaupun pada suatu saat keterikatan antara satu sama lain dalam keluarga sebenarnya bukan hal yang terlalu ditekankan tetapi kedekatan menjadi prioritas utama serta lebih memiliki Quality Time.

Pondasi Qurani memang penting untuk dijadikan pendidikan bagi tetapi tidaklah mudah, melainkan perlu kesabaran dan kuat mental dalam mengajarkannya. Kali ini Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI) yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa berkesempatan untuk memberikan kurikulum yang sesuai untuk kalangan dhuafa Khusus Muslim jika memiliki anak berkebutuhan khusus (autis) supaya dapat belajar mengenal Al-Qur’an dan tulisan latin (arab).

“Jangankan baca Al-Qur’an, menulis saja mereka pasti kesulitan maka dari itu kami akan mengajarkan anak autis yang ingin belajar bersama dengan YCHI,” tambahnya.

Dengan mendengarkan melalui audio seperti murotal, tilawati, dan membacakan Al-Qur’an akan lebih cepat menagkap pendengarannya. Jika ingin cepat bisa maka harus rutin terapi motorik dan harus sabar ketika mengajarkan anak autis dalam menulis huruf latin (arab).

Pesan bagi ibu yaitu setiap anak istimewa, punya kekurangan apapun pasti ada istimewanya dibalik itu, selalu yakin bahwa disetiap persitiwa pasti ada hikmahnya, mungkin orang tua belum bisa melihat hikmah saat ini tapi mungkin suatu saat orang tua mungkin diperlihatkan, kenapa orang tua diberikan anak berkebutuhan khusus, maksudnya apa, bisa jadi si anak punya kecerdasan lain yang mungkin belum diketahui.

Ia menambahkan, seiring berjalannya waktu akan kelihatan potensi anak, jadi intinya setiap orang tua harus berlapang dada dan mensyukuri bahwa setiap anak itu unik, istimewa dan Allah pasti tidak sia-sia dalam menciptakan makhluk-Nya.

“Tetap semangat buat ibu-ibu yang tetap bisa menjadi orang tua hebat untuk anaknya,” tegasnya. (L/anj/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.