Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LUKMAN HAKIM MENTERI RENDAH HATI TAK GILA JABATAN

Fauziah Al Hakim - Ahad, 26 Oktober 2014 - 20:54 WIB

Ahad, 26 Oktober 2014 - 20:54 WIB

1479 Views ㅤ

Lukman_Hakim_Saifudin
id.wikipedia.org
id.wikipedia.org

id.wikipedia.org

Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) kembali memilih Lukman Hakim Syaifuddin sebagai Menteri Agama periode 2014-2019.

Rekam jejak Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama (Menag) dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang dilantik 9 Juni 2014 lalu menggantikan Suryadharma Ali, akhirnya ia pun kembali terpilih sebagai Menag RI.

Sebelumnya, Lukman pernah ditanya oleh wartawan soal “Apakah ia siap melanjutkan tugas untuk periode berikutnya?” di sesi tanya jawab pembekalan Petugas Media Center Haji tahun 2014 di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Kamis (14/8).

Lukman mengaku tak mengejar jabatan. Dia malah lebih senang kalau ada orang yang lebih pantas melanjutkan tugasnya sebagai Menag menggantikannya kelak.

Baca Juga: Kisah Muchdir, Rela tak Kuliah Demi Merintis Kampung Muhajirun

“Bagi saya jabatan itu amanah. Amanah itu kan kepercayaan. Dalam nalar saya agak sulit ketika ditanya anda siap nggak menerima amanah ini. Kalau lah saya siap secara pribadi, saya sebenarnya lebih siap kalau ada orang lain yang lebih siap mengemban amanah itu,” kata Lukman.

“Karena dengan pertanyaan seperti itu saya akan lihat dulu amanah dan ekspektasi orang terhadap saya. Jangan sampai ekspektasi orang yang memberikan amanah kepada saya tidak mampu saya lakukan, karena itu saya harus mendengar dulu dia punya ekspektasi apa, kira-kira gua bisa jalanin nggak. Kalau nggak cilaka semua, dia kecewa, saya kecewa,” kata Lukman disambut tawa hadirin.

Lukman lantas menutup pernyataan diplomatisnya itu dengan kesimpulan, “Tapi di atas semua itu secara pribadi saya lebih senang kalau ada orang lain yang lebih pantas. Karena banyak orang yang lebih berpengalaman di bidang keagamaan yang lebih baik dari saya dan mereka bisa menjadi alternatif yang lebih baik,” pungkasnya.

Sosok rendah hati itu adalah keturunan dari sang ayah KH Saifuddin Zuhri yang juga  pernah menjabat sebagai Menteri Agama  periode 1962-1967 atau pada masa Presiden Soekarno.

Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad

Zuhri tidaklah gila jabatan, salah satu buktinya ketika ia ditawari Presiden untuk menjadi Menteri Agama, namun ia tidak langsung menerimanya.

 

Anak Menteri jadi Menteri 

Peran KH Saifuddin Zuhri sebagai Menag ternyata turun juga kepada Lukman, yang merupakan anak bungsu dari 10 bersaudara. Dengan latar belakang pendidikan madrasah dan ponpes, Lukman muda aktif sebagai wakil sekretariat pimpinan pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) pada 1985-1988. Dia juga lama berkecimpung dalam Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU periode 1988-1999 dengan peran sebagai wakil sekretaris, kepala bidang administrasi umum, koordinator program kajian dan penelitian, koordinator program pendidikan dan pelatihan, hingga menjadi ketua badan pengurus.

Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina

Lukman bisa disebut berbeda dari lainnya. Sosoknya yang cerdas dan modern membawa citra baru dalam tubuh PPP, yang masih diidentikan sebagai partai kaum tua.

Pembawaan Lukman yang supel dan bisa diterima semua kalangan diperoleh sejak menjadi aktivis. Selain aktif di Helen Keller International, dia juga pernah bergabung dalam The Irian Jaya Community Eye Care Project, mengikuti pendidikan Community Organizer in Health and Development in Asian Rural Settings di Asian Health Institute Nagoya, Jepang, dan di Curtin University Perth, Australia, serta menjadi anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) periode 2004-2007.

Lukman memang dikenal sebagai sosok yang tidak ambisius. Dia sempat digadang-gadang sebagai menteri dari PPP saat periode pemerintahan 2009-2014. Namun, dia justru memilih mengambil posisi sebagai wakil ketua MPR, yang bertugas mengurus empat pilar bangsa.

Namanya juga sempat disebut-sebut mendapatkan pinangan dari Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk menjadi calon wakil presiden pada pemilihan presiden 9 Juli 2014. Namun, Lukman mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi usulan tersebut, namun merasa belum pantas menjadi cawapres. Alasannya, jabatan itu memerlukan kapasitas dan kemampuan tertentu.

Baca Juga: Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham

Biografi

Lukman Hakim Saifuddin
Lahir: Jakarta, 25 November 1962

Pendidikan:
SDN di Jakarta
Madrasah Ibtidaiyah Manaratul Ulum, Jakarta
SMP Negeri XI, Jakarta
Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jatim (1983)
Sarjana (S-1) dari Universitas Islam As-Syafi’iyah

Karier:
Kepala Program dan Diklat pada Lakpesdam NU, Jakarta (1989-1995)
Project Manager Helen Keller Internasional, Jakarta (1995-1997)
Anggota DPR (1997-2014)
Ketua Fraksi PPP DPR (2007-2009)
Anggota Tim Kuasa Hukum DPR (2004-2009)
Wakil Ketua Sosialisasi UUD MPR (2004-2009)
Wakil Ketua MPR (2009-2014)
Menteri Agama

Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis

Pengalaman Organisasi:
Sekretaris Umum YISC Al-Azhar (1985-1988)
Wakil Sekretaris PP-LKKN (1985-1988)
Anggota Pengurus Lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan DPP PPP (1994-1999)
Wakil Ketua Bidang Pengembangan Program Yayasan Saifuddin Zuhri (1994-sekarang)
Badan Pengurus Lakpesdam NU (1996-1999)
Ketua Lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan DPP PPP (1999-2003)
Sekretaris DPP PPP (2003-2007)
Sekretaris Forum Konstitusi (2004-sekarang)
Ketua Pengurus Harian DPP PPP (2007-2012)

(P006/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara

 

 

 

 

Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia