Suu Kyi-Menlu Singapura Bahas Krisis di Rakhine

Vivian Balakrishnan dan Penasihat Negara Myanmar Aung San . (Foto: Vivian Balakrishnan/Facebook)

Nay Pyi Taw, MINA – Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi di Nay Pyi Taw, ibu kota Myanmar, Jumat (15/9).

Dalam sebuah komentar di Facebook, Balakrishnan mengatakan dia melakukan ‘diskusi hangat dan terbuka’ dengan Suu Kyi mengenai situasi di Negara Bagian Rakhine, tempat kekerasan yang meyebabkan ratusan ribu warga Muslim melarikan diri ke Bangladesh.

Dia menambahkan pembicaraan mereka juga menyentuh bagaimana ASEAN dan Myanmar dapat bekerja sama memberikan bantuan kemanusiaan kepada semua masyarakat yang terkena dampak dalam krisis yang sedang berlangsung, Channel News Asia melaporkan, Sabtu (16/9).

Baca Juga:  Solidaritas Pro-Palestina, Mahasiswa Perancis Lakukan Aksi Mogok Makan

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 8 September, Kementerian Luar Negeri Singapura mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik di Rakhine untuk menghindari tindakan yang dapat memerburuk situasi di lapangan.

Kementerian juga menambahkan sebagai teman dekat dan sesama tetangga ASEAN, Singapura siap mendukung upaya blok regional itu dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang terkena dampak di Rakhine, sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam ASEAN.

“Situasi di Myanmar memengaruhi semua negara ASEAN. Kami siap untuk bekerja sama dengan pemerintah Myanmar untuk mendukung usaha mereka memulihkan perdamaian dan stabilitas. Itu adalah kepentingan bersaa kita untuk kawasan ini,” kata pernyataan tersebut.

Krisis kekerasan meletus pada 25 Agustus, ketika pasukan keamanan Myanmar melancarkan operasi militer untuk merespons serangan gerilyawan Rohingya yang menyerang sekitar 30 pos polisi dan sebuah kamp tentara.

Baca Juga:  Kongo Masih Berjuang Bendung Wabah Cacar Monyet

Hampir 400.000 Muslim Muslim Rohingya dari barat Myanmar telah menyeberang ke Bangladesh sejak saat itu, memicu peringatan internasional.

Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut, yang disebut sebagai contoh ‘sebuah buku teks pembersihan etnis’.

Juru bicara Aung San Suu Kyi mengatakan dia tidak akan menghadiri pertemuan tahunan para pemimpin dunia minggu depan di Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat situasi orang Rohingya akan menjadi sorotan. (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.