Tanpa Bukti, Trump Tuduh Penipuan Surat Suara

Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh dengan tanpa bukti, dirinya dicurangi dalam pemilihan presiden kali ini.

“Jika surat suara sah dihitung, saya dengan mudah menang. Jika suara illegal dihitung, mereka mencoba mencuri pemilu dari kami,” kata Trump seperti dikutip dari Voice of America (VOA), Jumat (6/11).

Trump menghabiskan 16 menit di podium ruang konferensi pers Gedung Putih pada Kamis (5/11) dengan menyatakan, memimpin sementara perolehan suara di beberapa negara bagian kunci, tetapi “secara diam-diam dipangkas” ketika penghitungan suara terus berlanjut.

Sementara itu, rivalnya Joe Biden, kandidat dari Partai Demokrat, mengungguli Trump dalam pemilihan populer dan penghitungan suara perwakilan yang lebih penting, yang menentukan pemenang pemilu.

Presiden AS itu tidak menerima pertanyaan dari para wartawan. Tiga jaringan televisi besar menghentikan siaran langsung itu ketika Trump berulang kali mengklaim penipuan yang tidak berdasar, menuduh Demokrat mencoba untuk mencuri pemilihan, dan pernyataan yang salah tentang Partai Republik tidak diizinkan untuk mengamati penghitungan suara tersebut.

“Kami tidak akan biarkan korupsi dapat mencuri pemilu yang sangat penting,” tegas Trump sekaligus menyampaikan bahwa dirinya siap untuk membawa kasus itu ke Mahkamah Agung.

Berdasarkan data tracking Google dari the Associated Press, hingga Jumat (6/11) pukul 13:50 WIB, Biden unggul dari petahana dengan meraup 264 electoral votes, sedangkan Trump 214.

Dibutuhkan setidaknya 270 electoral votes dari total 538 electoral votes yang ada untuk memenangkan Pilpres AS. (T/RE1/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.