Tenaga Kesehatan Seluruh Indonesia Gelar Doa Bersama untuk Palestina

(Foto: Doc. MER-C)

Jakarta, MINA – Tenaga seluruh Indonesia menggelar aksi dukungan solidaritas terhadap tenaga kesehatan yang sedang berjuang di Gaza, , dengan menggelar Doa Bersama dan menyampaikan pernyataan sikap bersama pada Jumat (17/11).

Acara yang digelar secara hibrida, yakni luring di Kantor Pusat Indonesia, Jakarta Pusat dan secara virtual yang dihadiri lebih 1.000 tenaga kesehatan dari beberapa organisasi tenaga kesehatan seluruh Indonesia.

Kegiatan doa bersama ini digelar oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Junior Doctors Network (JDN), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (Patelki), dan Persatuan Terapi Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI).

Aksi doa bersama yang dipimpin Ustaz Husein Alatas ini juga dirangkaikan dengan pembacaan narasi pernyataan sikap dari Tenaga Kesehatan Indonesia dalam tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris), terhadap situasi memprihatinkan yang sedang di alami sejawatnya di Gaza.

“Kita tunjukkan dukungan kita, bahwa kita ada bersama dengan mereka, tenaga kesehatan, yang sedang berjuang di Gaza Palestina,” ujar Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad saat menyampaikan sambutannya.

Sarbini menyatakan, Tenaga Kesehatan Indonesia meminta pemerintah untuk melakukan diplomasi secara tegas di kancah internasional untuk menekan Israel menghentikan agresinya di Gaza Palestina.

“Kami juga mengajak rekan sejawat untuk memberikan bantuan terbaik meliputi bantuan tenaga, dana, hingga doa untuk korban-korban serangan bengis Israel di Gaza,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, lanjut Sarbini, Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza yang dibangun dari bantuan seluruh rakyat Indonesia, menjadi aset bangsa dan rakyat Indonesia, sedang terancam oleh agresi membabi buta Israel, akan mengalami hal yang sama seperti yang dialami di Rumah Sakit Al-Syifa.

“Pada hari ini Rumah Sakit Indonesia serba kekurangan, obat-obatan, tenaga kesehatan, instrumen bedah kurang. Kita mengirimkan doa untuk Rumah Sakit Indonesia,” pungkasnya.

Dalam pernyataan bersama yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia disampaikan dr Tonggo Meaty Fransisca, Bahasa Arab disampaikan dr Nur Huda dan Bahasa Inggris disampaikan dr Nuril Annissa ini, Tenaga Kesehatan Indonesia menyampaikan duka mendalam atas gugurnya warga sipil akibat agresi membabi buta Israel di Jalur Gaza.

Serangan bertubi-tubi sejak 7 Oktober 2023 lalu, telah menelan lebih dari 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 anak-anak dan perempuan, sementara lebih dari 28.200 orang lainnya terluka. Tindakan tersebut tak ubahnya genosida terburuk pada abad ini.

Tenaga Kesehatan Indoensia juga mengutuk serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan yang mengakibatkan terhentinya layanan total di sejumlah rumah sakit di Gaza.

Total 22 rumah sakit dan 49 pusat kesehatan dipaksa berhenti beroperasi di Jalur Gaza akibat arogansi Israel. Serangan terhadap rumah sakit dan tenaga kesehatan adalah bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional, sebagaimana termaktub dalam Konvensi Jenewa pertama tanggal 12 Agustus 1949 dan protokol tambahan 1977.

Selain itu, Tenaga Kesehatan Indoensia mendesak PBB, organisasi, dan komunitas kesehatan internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap fasilitas dan tenaga medis di Gaza serta memulihkan secepat mungkin layanan medis yang terhenti sekaligus membuka akses bantuan kesehatan berupa obat-obatan dan tim medis untuk membantu korban-korban terdampak serangan Israel.(L/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.