Teheran, 19 Jumadil Akhir 1436/8 April 2015 (MINA) – Meskipun terjadi ketegangan antara Iran dan Turki terkait konflik di Yaman, namun keduanya tetap ingin memperkuat perdagangan di mana Turki meminta harga gas Iran turun.
Dalam pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran, Selasa (7/4), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan, neraca perdagangan tidak menguntungkan bagi Turki, Al Jazeera dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Erdogan mengatakan, Turki menerima ekspor Iran sebesar US $ 10 miliar (sekitar Rp 130 triliun) dan Iran menerima impor Turki hanya US $ 4 miliar (sekitar Rp 52 triliun).
“Gas yang kami beli dari Iran adalah yang paling mahal. Jika harga turun kami bisa membeli lebih banyak,” kata Erdogan. “Itulah negara sahabat.”
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam kunjungan tersebut, delapan dokumen ditandatangani, khususnya di bidang transportasi, bea cukai, industri dan kesehatan.
Kedua negara ingin memperkuat perdagangannya menjadi US $ 30 miliar (sekitar Rp 390 triliun) pada tahun 2015.
Wartawan Al Jazeera Bernard Smith di Istanbul melaporkan, Erdogan berfokus pada hubungan perdagangan selama kunjungannya dan meminta Iran menurunkan harga gas alam untuk Turki. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah