UNI EROPA KENALKAN PEDOMAN PELABELAN PRODUK-PRODUK ISRAEL

(Foto: PIC)
(Foto: PIC)

London, 30 Muharram 1437/12 November 2015 (MINA) – Uni baru-baru ini memperkenalkan pedoman pelabelan baru untuk produk-produk yang diproduksi oleh pemukim ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.

Kebijakan Uni Eropa langsung mengundang kecaman dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta sejumlah anggota Parlemen Israel (Knesset) dan menyebutnya sebagai kebijakan munafik.

“Tidak ada label yang sama diusulkan untuk produk-produk kami di tempat lain di dunia,” kata Netanyahu dalam pernyataannya Rabu (11/11), demikian The Palestinian Information Center (PIC) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon juga mengecam keras keputusan Uni Eropa terhadap produk permukiman Israel. “Eropa harus malu sendiri, butuh keputusan bermoral,” katanya.

Menindaklanjuti kebijakan itu, Israel memanggil Duta Besar Uni Eropa, Lars Faaborg-Andersen, untuk memberitahukan bahwa Israel menangguhkan pembicaraan diplomatik yang dijadwalkan akan berlangsung di berbagai forum dalam beberapa pekan mendatang.

Sementara di pihak Uni Eropa mengklaim kebijakan yang diambil sesuai dengan hukum internasional.

“Uni Eropa, sejalan dengan hukum internasional, tidak mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang diduduki oleh Israel sejak Juni tahun 1967, yaitu Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Al-Quds Timur, dan tidak menganggap tempat-tempat itu menjadi bagian dari wilayah Israel, terlepas dari status hukum tempat itu di bawah hukum Israel,” tulis pernyataan resmi Uni Eropa.

“Telah jelas bahwa Uni Eropa tidak akan mengakui perubahan apapun untuk pra-perbatasan 1967, selain yang disepakati oleh para pihak perdamaian Timur Tengah,” imbuh pernyataan itu.

Di bawah hukum internasional, Israel dilarang membangun permukiman di wilayah-wilayah pendudukan. Israel menduduki wilayah Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Al-Quds Timur sejak perang 1967. (T/P011/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0