Wajah Baru Masjid Raya Baiturrahman Aceh Mirip Masjid Nabawi

Wajah baru Masjid Raya . (Foto: M Anshar / Serambi News)

 

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, kini tampil dengan wajah barunya yang menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Pekarangannya kini diganti dengan marmer dan ditambah 12 payung raksasa. Meski belum sepenuhnya siap, kehadiran payung elektrik ini menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pengembangan landsacpe dan infrastuktur ini telah dijalankan sejak 2015 lalu.

Proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya di Kompleks Masjid Raya Baiturrahman tersebut menghabiskan dana tak kurang dari Rp 458 miliar lebih. Direncanakan, pembangunan akan rampung pada pertengahan atau paling lambat akhir tahun ini.

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah bersama anggota Forkopinda, Kepala SKPA, tamu undangan, serta jamaah Masjid Raya Baiturrahman melakukan soft launching dengan menekan tombol secara simbolis sehingga payung mengembang secara perlahan, Senin (13/2) malam.

“Alhamdulillah, dari 12 unit yang sudah dipasang, beberapa unit di antaranya malam ini akan kita coba buka. Ini merupakan soft launching sebagai penguat komitmen kita untuk pengembangan masjid kebanggan rakyat Aceh ini,” kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah sebagaimana diberitakan media lokal.

Gubernur berharap pengembangan Masjid Raya Aceh bukan sebatas tempat ibadah, tapi juga pusat kajian Islam di Aceh dan Indonesia, serta dapat menjadi destinasi wisata Islami yang menarik minat wisatawan dari dalam dan luar negeri.

“Jika pengembangan tahap pertama ini selesai seluruhnya, maka masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah bagi kaum muslimin, tapi juga menjadi pusat pengembangan peradaban Islam terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.

Pembangunan tahap pertama ini sasarannya yaitu melebarkan halaman dan memasang 12 unit payung elektrik. Enam payung dipasang disebelah selatan dan sisanya di utara masjid, dan pembangunan basement sebagai lokasi parkir mobil dan sepeda motor. Dalam perencanaannya, areal parkir bawah tanah ini bisa menampung 254 unit mobil dan 343 sepeda motor.

Di basement itu juga dilengkapi tempat wudhu, serta toilet pria dan wanita. Semua bahannya terbuat dari batu marmer Italia atau Spanyol.

Sementara untuk bagian atas, pada pinggiran halaman akan ditanam 33 pohon kurma dan satu pohon geulumpang. Sedangkan di tengah halaman, dibangun kawasan hijau dengan cara menanam rumput hijau dan berbagai jenis bunga warna warni.

“Apa yang kita saksikan saat ini telah berdiri 12 unit payung yang menyerupai payung di Masjid Nabawi, dimaksudkan tidak saja untuk menambah keindahan masjid, namun juga sebagai sarana untuk kenyamanan beribadah para jamaah,” jelas Zaini.

Pemerintah Aceh nantinya akan menjadikan kawasan kompleks Masjid Raya Baiturrahman sebagai pusat beragam aktivitas yang mendukung fungsi masjid sebagai sentral kegiatan umat Islam di Aceh.

Saat ground breaking pada 2015 lalu, Zaini mengungkapkan pembangunan Masjid Raya dilakukan dalam dua tahap, yaitu jangka pendek dan jangkap panjang. Untuk jangka pendek, akan dilakukan pemasangan 12 Unit payung elektrik di pelataran masjid. Selain itu, juga akan dibangun berbagai sarana lain, seperti taman, rumah genset, pusat pengolahan air, drinking water system dan perbaikan beberapa interior bangunan.

Sedangkan target jangka panjang, jelas Gubernur, akan dilakukan perluasan kawasan masjid. Rinciannya, untuk kawasan barat akan dijadikan sebagai pusat pendidikan. Di lokasi tersebut akan dibangun TPA dan sekolah yang fokus pada pendidikan agama Islam.

“Bagi anak-anak kami yang ingin belajar tentang Alqur’an atau ingin menjadi hafiz, nantinya dapat belajar di pusat pendidikan itu. Guru-guru agama pasti kita pilih yang terbaik untuk menjadi guru di TPA dan sekolah itu,” terang Zaini.

Gubernur yang kerap disapa Abu Doto ini menambahkan, untuk kawasan selatan nantinya akan jadikan sebagai pusat berbagai aktivitas Islam. Di lokasi itu akan dibangun guest house dan convention center.

“Bagi wisatawan yang ingin belajar tentang Islam atau ingin menikmati keindahan masjid dan Kota Banda Aceh, bisa menginap di guest house itu dan semua unit itu dikelola dengan system manajemen Islam,” ungkapnya.

Selanjutnya, untuk kawasan timur akan dijadikan sebagai media center. Di areal itu akan dibangun berbagai sarana penyiaran berita Islami, penyebarluasan informasi soal agama Islam, dan Departement Store.

Bangunan tersebut nantinya akan difungsikan sebagai central bisnis yang akan dikelola oleh pengurus Masjid Raya Baiturrahman. Sedangkan zona utama akan dibangun pusat percetakan dan Galeri serta berbagai sarana untuk pameran.

“Masjid Raya Baiturrahman tempat kita berada saat ini, diawal berdirinya menjadi simbol peradaban Islam dan pusat perjuangan rakyat Aceh mempertahankan kesultanan Aceh Darussalam,” tuturnya.

Masjid Baiturrahman yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M ini menjadi saksi bisu perang, tsunami, dan damai Aceh. Pada masa penjajahan Belanda, masjid tersebut sempat dibakar pada 10 April 1873. Berselang beberapa tahun kemudian, serdadu penjajah membangun kembali masjid pada tahun 1877 untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan masyarakat Tanah Rencong.

Akhir 2016 lalu, Masjid Baiturrahman meraih predikat sebagai World’s Best Halal Cultural Destination, pada ajang World Halal Tourism Award (WHAT) yang digelar di Abu Dhabi. Predikat itu membuat Pemerintah Aceh semakin meningkatkan sarana dan prasarana masjid.

“Prestasi ini tentu menuntut kita untuk bekerja lebih keras lagi, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dilingkungan Masjid Raya Baiturrahman. Kepada para pihak yang terlibat dalam proyek Pengembangan Landscape dan Insfrastruktur Masjid Raya Baiturrahman ini, agar dapat lebih memacu kinerjanya, sehingga seluruh proyek ini dapat selesai tepat waktu sesuai dengan harapan kita bersama,” tutupnya. (R09/R01)

Dari berbagai sumber media lokal

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.