Warga Gaza, Kotanya Hancur Tapi Imannya Tetap Kokoh

Warga Gaza sholat tarawih di tengah reruntuhan masjid yang hancur akibat serangan Israel. (Foto: Tangkapan Layar Youtube)

Apa yang sedang terjadi di , Palestina, menjadikan tahun ini harus dilewati dengan suram. Keceriaan menyambut bulan suci ini seakan hilang, warna-warni pernak-pernik khas Ramadhan yang biasa menghiasi Gaza juga tidak terlihat.

Umat Muslim lainnya berbuka puasa bersama dengan suka cita, hangat dan menyenangkan. Namun bagi rakyat Palestina, kini justru terasa seperti duka yang sepertinya pantas bagi kita untuk menyampaikan belasungkawa.

Di bawah serangan tanpa henti Israel selama 163 hari lamanya, warga Gaza telah kehilangan banyak hal; keluarga yang mereka cinta, kerabat dan teman dekat, harta, rumah, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dan lainnya. Gaza kini telah hancur.

Namun, melalui beberapa vidio yang dibagikan melalui sejumlah akun di media sosial beberapa waktu ini membuat hati kita terenyuh. Meski seluruh kota telah luluh lantak, di tengah puing-puing bangunan yang hancur, malam yang gelap tanpa penerangan dan dingin, warga Gaza tetap berbaris menunaikan . Kotanya memang hancur, tapi iman warganya tetap kokoh.

Dengan segala kesulitan dan kengerian yang mereka rasakan selama berbulan-bulan, selain harus beribadah salat tarawih dengan suasana gelap dan di luar ruangan, warga Gaza juga tetap menjalankan ibadah puasa meski kekurangan makanan dan air.

Ramadhan ini menunjukkan kepada kita, bahwa tentara Zionis Israel telah menghancurkan Gaza, tapi tidak dapat menghancurkan keyakinan penduduknya. Israel mampu mencegah masuknya bantuan yang membuat warga Gaza kelaparan, tapi tidak mampu mencegah mereka untuk tetap mencintai dan meyakini kuasa Rabb-nya.

Shaf mereka saat melaksanakan sholat tarawih di tengah kehancuran juga memberi tahu kita, Pendudukan Israel mungkin membuat warga Gaza kehilangan orang-orang tercinta, tapi tidak akan pernah mampu menghilangkan keyakinan di hati mereka.

Apa yang telah terjadi tentu membuat warga Gaza bersedih, tapi tidak membuat mereka kehilangan pengharapan.

Puluhan ribu orang telah syahid, tidak ada tempat aman di setiap sudut kotanya. Kelaparan dan kesedihan telah menjadi teman akrab setiap harinya. Tapi seperti warga Gaza, yang tetap sujud dan berdoa, mari di Ramadhan ini kita bersama-sama dengan mereka melangitkan doa untuk kemenangan dari Zionis Israel, yang tidak mundur sedikitpun dari kekejiannya bahkan di bulan suci ini.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada hari Ahad (17/3), tentara pendudukan Israel melakukan sembilan pembantaian di berbagai wilayah Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, menewaskan sedikitnya 92 warga sipil dan melukai lebih dari 130 lainnya, sementara sejumlah besar korban masih berada di bawah puing-puing bangunan yang dibom atau tergeletak di jalan.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menambahkan jumlah korban tewas akibat pemboman dan serangan penembakan Israel yang sedang berlangsung, yang dimulai pada 7 Oktober, bertambah menjadi 31.645 orang syahid dan jumlah korban luka menjadi 73.676 orang.

Setiap hari, tentara Israel meningkatkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza, yang terus menerus dibombardir sejak operasi lintas batas dilancarkan oleh sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, pada 7 Oktober 2023 lalu.

Selain banyaknya korban jiwa dan banyaknya pengungsi, makanan pokok, bahan bakar, air dan pasokan medis juga telah habis akibat blokade ketat Israel. (A/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.