WARTAWAN PERANCIS DIBUNUH DI AFRIKA TENGAH

Paris, 15 Rajab 1435/14 Mei 2014 (MINA) – Seorang wartawan foto yang telah menghabiskan waktu satu bulan mendokumentasikan konflik di Republik Afrika Tengah telah dibunuh, Presiden Perancis mengatakan dalam pernyataannya, Selasa (14/5).

Camille Lepage (26), seorang fotografer freelance yang karyanya diterbitkan di surat kabar utama Perancis dan Amerika, meninggal di sebuah desa dekat kota Bouar.

“Semua sarana yang diperlukan akan digunakan untuk menjelaskan kondisi pembunuhan ini dan untuk menemukan pembunuhnya,” kata pernyataan Presiden, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pernyataan itu mengungkapkan, tubuh Lepage ditemukan oleh pasukan penjaga perdamaian Perancis di dalam kendaraan yang telah didorong oleh milisi Kristen.

Dalam tweet terakhirnya sekitar seminggu yang lalu, Lepage mengatakan dia berbaur dengan milisi yang dikenal sebagai Anti-Balaka yang memerangi sisa-sisa milisi Muslim yang dikenal sebagai Seleka.

“Kami pergi pada jam 3:30 am untuk menghindari poos pemeriksaan Misca (pasukan penjaga perdamaian Afrika) dan kami butuh 8 jam dengan sepeda motor, karena tidak ada jalan yang tepat untuk mencapai desa tersebut,” tweet Lepage.

Berasal dari Angers, Perancis, Lepage juga pernah bekerja secara ekstensif di Juba, Sudan Selatan, sebelum pindah ke Republik Afrika Tengah. Dalam sebuah wawancara dengan sebuah blog fotografi, PetaPixel, dia mengatakan dirinya tertarik untuk meliput “konflik yang terlupakan”.

“Saya ingin para penonton merasakan apa yang orang-orang (dalam konflik) lalui, saya ingin penonton berempati sebagai manusia, bukan melihat mereka sebagai sekelompok lain dari Afrika yang menderita perang di suatu tempat di Benua Hitam ini,” katanya.

Lepage baru-baru ini melakukan perjalanan ke New York untuk review portofolio dan lokakarya bergengsi di New York Times. Karyanya telah muncul di surat kabar, di Al Jazeera, di Wall Street Journal, Washington Post dan Los Angeles Times. Dia juga telah menjual gambar untuk surat kabar Perancis Le Monde termasuk Liberation.

Nazanine Moshiri Al Jazeera yang bertemu Lepage di Bangui pada Desember lalu, menggambarkan dirinya sebagai “jurnalis foto berbakat dan gesit, dengan mata yang unik untuk bercerita”.

“Dia tidak hanya cantik, tapi selalu bersedia untuk berbagi kontak, dan cerita setelah seharian bekerja keras,” kata Moshiri tentang Lepage.

“Apa yang terjadi dengan Lepage menunjukkan betapa berbahayanya Republik Afrika Tengah. Tidak ada garis depan yang jelas, setelah Anda meninggalkan ibukota Bangui, Anda benar-benar berada di tangan kelompok lokal yang hidup Anda tergantung padanya,” tambah pernyataan dari Paris. (T/P09/R2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0