Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wawancara Dr Abdul Malik: Madrasah di Nigeria Fokus Bahasa Arab dan Ilmu Islam

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 25 September 2021 - 16:43 WIB

Sabtu, 25 September 2021 - 16:43 WIB

8 Views

MINA mengadakan Wawancara Eksklusif dengan Dr. Ustadz Ahmed Abdul Malik,Lc., Ulama Nigeria, Alumni Al-Azhar Kairo, yang saat ini juga menjadi Dosen Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Malaysia.

Ustadz Ahmed menjelaskan, secara umum lembaga pendidikan Islam sejenis pondok pesantren atau madrasah di negaranya, lebih fokus pada Bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama Islam, sehingga lulusannya mudah dan banyak yang berminat untuk studi lanjut ke negara-negara Timur Tengah.

Termasuk lembaga tahfidz Al-Quran, yang saat ini juga mulai berkembang. Perkembangan ini terutama di bagian utara Nigeria, yang banyak diikuti para pelajar dari suku Hausa dan Fulat. Sementara sebagian lainnya masih belum berkembang di bagian selatan yang dihuni rata-rata dari suku Yuruba.

Bagaimana mengetahui lembaga madrasah di negeri kawasan benua Afrika tersebut? Berikut wawancara eksklusif MINA dengan Ahmed Abdul Malik (AAM) melalui saluran seluler.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

MINA : Mata pelajaran pokok apa yang digunakan di lembaga pendidikan sejenis pesantren atau madrasah di Nigeria?

AAM : Secara umum mata pelajaran di lembaga pendidikan Islam sejenis pondok pesantren atau madrasah lebih fokus pada ilmu-ilmu Islam dan Bahasa Arab.

Itu yang membuat alumninya mempunyai standar yang hampir sama seperti madrasah di negara-negara Arab, terutama mahir berbahasa Arab.

MINA : Apakah memang alumni pelajar-pelajar di sana banyak yang berminat melanjutkan studi di Timur Tengah, yang berbasis bahasa Arab?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El-Awaisi (3): Kita Butuh Persatuan untuk Bebaskan Baitul Maqdis

AAM : Ya, sudah menjadi impian rata-rata tamatan madrasah di sana berminat melanjutkan studinya di Timur Tengah. Termasuk saya dulu lanjut kuliah di Al-Azhar Kairo, Mesir.

MINA: Bagaimana dengan perguruan tinggi Islam di Nigeria?

AAM : Ada juga beberapa perguruan tinggi Islam yang terkemuka, seperti Universitas Islam Al-Hikmah di Ilorin, Wilayah Kwara dan Al-Qalam University di wilayah Katsina. Namun kalau untuk studi keislaman berbasis bahasa Arab lebih lanjut yang lebih baik ya di Timur Tengah.

MINA : Pelajar-pelajar Muslimah di negara Anda, bagaimana penggunaan hijab atau jilbab mereka, terutama di lembaga pendidikan Islam?

Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis

MMA : Secara umum, pelajar-pelajar Muslimah di sana sudah terbiasa memakai hijab. Apalagi di lembaga pendidikan Islam. Pelajar Muslimah yang tidak memakai hijab pun, mereka berpakaian tradisi lokal yang juga menutup aurat.

MINA : Apa harapan terbesar Anda dalam hal lembaga pendidikan Islam di negara Anda?

AAM : Saya tentu dalam jangka ke depan sangat berharap memiliki pesantren tahfidz yang bagus seperti banyak terdapat di Indonesia.

Hal ini untuk melengkapi dirosah ilmu-ilmu agama Islam dan Bahasa Arab yang relatif sudah berjalan baik selama ini. (L/RS2/P1) 

Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Afrika
Indonesia