Wawancara Presiden AYLI: Indonesia Harus Jadi Referensi Dunia Pelatihan Kepemimpinan Pemuda

merupakan salah satu negara berpenduduk terbanyak di dengan posisinya yang berada di peringkat ke-4. Dari sekitar 250 juta lebih jumlah penduduk Indonesia, Badan Pusat Satistik (BPS) mencatat 25 persen dari jumlah tersebut adalah  pemuda.

Presiden Youth Leader Institute () Muhammad Akbar Satrio mengatakan, Indonesia harus menjadi referensi dunia dalam kegiatan pelatihan kepemimpinan pemuda.

“Saya yakin, semua tim AYLI, rakyat Indonesia dan pihak pemerintah sangat menginginkan Indonesia bisa jadi referensi dunia untuk tempat belajar tentang kepemimpinan pemuda,” tegas Presiden AYLI,  Satrio saat ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) baru-baru ini.

Al Azhar Youth Leader Institute adalah institut kepemimpinan pemuda yang bernaung di bawah Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru. Buya Hamka adalah salah seorang pendiri dan menjadi imam besar masjid  ini.

Banyak pemuda Indonesia yang lebih banyak mencari dan mengikuti kegiatan internasional di luar negeri sekaligus mempelajari dunia luar, daripada melakukan hal yang sama berskala internasional di dalam negeri sendiri. Dengan diadakan di Indonesia sendiri dapat pula sekaligus memperkenalkan tanah air dan budaya Indonesia kepada pemuda-pemuda mancanegara.

Pemuda Indonesia yang tergabung dalam Al Azhar Youth Leader Institute (AYLI) berinisiasi mengadakan kegiatan berskala internasional yaitu Indonesia Internasional Leadership Camp (IILC) 2016. Indonesia Internasional Leadership Camp (IILC) merupakan kegiatan pelatihan kepemimpinan dari, oleh, dan untuk pemuda sekaligus ajang untuk mengenalkan dan mempromosikan Indonesia secara holistik kepada pemuda-pemuda dari berbagai belahan dunia. Bukan hanya itu, dalam kegiatan IILC ini para peserta akan belajar langsung bahasa dan kebudayaan Indonesia melalui berbagai kunjungan wisata.

Berikut petikan wawancara Mi’raj Islamic News Agency (MINA) bersama Presiden AYLI Indonesia, Muhammad Akbar Satrio di markas AYLI Jakarta, Kamis (24/11).

MINA: Sejak kapan IILC dilaksanakan ?

Satrio: Kegitan IILC ini telah dilaksanakan sebanyak empat kali, yakni pada tahun 2011, 2012, 2014, dan 2015 yang diikuti oleh pemuda-pemuda dari 9 negara yaitu Afrika Selatan, Oman, Nigeria, Sri Lanka, India, Thailand, Filipina, Malaysia, dan tentunya Indonesia. Tahun ini untuk kali kelima, IILC akan diselenggarakan kembali pada 7-20 Desember 2016 mendatang, bertepatan di markas Al- Azhar Indonesia dan di Bogor. Kami menargetkan akan diikuti pemuda-pemudi dari 20 negara.

O ya, IILC merupakan pelatihan yang berkesinambungan, di mana para peserta akan terus berhubungan dan dipantau oleh mentor-mentornya di Indonesia.

MINA: Sejauh mana persiapan IILC untuk ke 5 ini ?

Satrio: Persiapan ada pada tiga hal. Pertama, terkait konsep kegiatan yaitu persiapan training leadership, selanjutnya, kita juga ingin memperkenalkan Indonesia kepada teman-teman pemuda dan pemudi yang berasal dari luar negari  hal-hal seperti kearifan lokal, budaya dan potensi yang dimiliki Indonesia. Kedua, teknis pendanaan masih mencari donasi dari pihak yang ingin menjadi donatur, follow up sponsorship, akomodasi, logistik. Kami juga sedang memfinalisasi tempat training, kunjungan dan lain-lain. Ketiga, yang mendaftar sejauh ini baru tujuh negara termasuk Indonesia diantaranya Sri Lanka, Australia, Filipina, Thailand, Mesir.

MINA: Seperti apa AYLI melihat peranan pemuda Indonesia di mata dunia saat ini ?

Satrio: Dilihat dari persentasenya, semestinya di era globalisasi ini pemuda Indonesia mampu menunjukkan kiprahnya secara maksimal di kancah internasional dan mampu mengambil peranan penting dalam rangka menunjukkan keunggulan Bangsa Indonesia di mata dunia.

Akan tetapi, jika dilihat dari prosentasenya sekarang dan dibandingkan dengan pemuda/i dari negara lain, jumlah pemuda Indonesia dirasa masih minim dalam menunjukan peranan serta kiprahnya di dunia internasional.

Salah satu tujuan camp adalah terbentuknya persepsi di kalangan peserta Indonesia International Leadership Camp bahwa Indonesia adalah salah satu tempat yang cocok untuk para pemuda dunia mempelajari kepemimpinan dan solidaritas. Dikenalnya keunggulan – keunggulan Indonesia keseluruh dunia melalui pemuda. Tim AYLI yang mewakili Indonesia ingin kegiatan IILC ini bisa menjadi jembatan silaturahim antar negara-negara di dunia sekaligus meningkatkan tim kerjasama dalam membahas isu kepemimpinan kepemudaan yang berguna bagi dunia dalam jangka panjang. Kami ingin usai kegiatan masing-masing negara melanjutkan misi yang akan direncanakan.

MINA: Apa harapan AYLI dengan kegiatan IILC ini bagi pemuda-pemuda Indonesia sendiri ?

Satrio: Saat ini tanpa disadari atau tidak, terjadi proses menggerus nasionalisme dan rasa bangga sebagai pemuda Indonesia sehingga identitas sebagai Bangsa Indonesia yang kaya dan hebat dirasa semakin lama semakin memudar. Hal tersebut amat disayangkan.

Oleh sebab itu, sudah semestinya dilakukan upaya nyata yang lebih optimal, yang mampu membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air di kalangan pemuda Indonesia sekaligus ajang mengenalkan kemampuan dan potensi dari dan oleh pemuda Indonesia kepada pemuda dunia.

Dengan hubungan yang seperti ini, diharapkan Indonesia akan semakin memiliki hubungan kerjasama yang erat dan baik di masa depan dengan negara-negara peserta IILC, dan peluang Indonesia dalam menunjukan peran dan kemampuannya di dunia internasional akan semakin terbuka lebar. Maka dari itu, kami dari Al Azhar Youth Leader Institute (AYLI) mengundang perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memiliki perhatian khusus terhadap perkembangan dan pendidikan pemuda Indonesia untuk turut berpartisipasi bersama secara nyata dalam mencetak kader pemuda Indonesia yang memiliki berwawasan global, kuat secara fisik dan mental, sehat secara spritual berjiwa nasionalis, memiliki relasi internasional, yang dipersiapkan untuk menjadi calon pemimpin dunia di masa depan. Selain itu, kegiatan ini juga mampu meningkatkan brand awareness perusahaan anda dan ajang promosi berskala internasional

Berkaitan dengan tujuan camp, kita berharap  pemuda Indonesia yang seharusnya menjadi agen perubahan dan harapan bangsa, yang seharusnya melestarikan dan mempromosikan Indonesia justru malah dilibas oleh deras dan masivnya penetrasi budaya asing di Indonesia. Jika hal tersebut terus terjadi, cukup sulit rasanya bagi Indonesia untuk memiliki gaung yang besar di dunia internasional.

Lebih buruknya lagi, apabila pemuda Indonesia tidak mampu mempertahankan dan membanggakan apa yang dimiliki negaranya sendiri, maka bukan suatu hal yang mustahil jika semakin banyak kekayaan alam maupun budaya Indonesia yang berpindah tangan dan diakui oleh negara asing. Ini kesempatan memperkenalkan produk perusahaan secara internasional kepada peserta – peserta Indonesia International Leadership Camp yang berasal dari berbagai negara dibelahan dunia. (L/P007/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Septia Eka Putri

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.