Yordania Diminta Tinggalkan ‘Diplomasi Lunak’ dengan Israel, Bahkan Jika Itu Mengarah ke Perang

Mantan perdana menteri Yordania Ali Abu Al-Ragheb. (Gambar: Ammon News)

Amman, MINA – Mantan Perdana Menteri Ali Abu Ragheb meminta negara Yordania untuk mengubah pendekatan “diplomasi lunak” dengan Israel, bahkan jika itu mengarah ke perang.

Selama diskusi yang diselenggarakan oleh Amman Group for Future Dialogues, Ragheb memperingatkan tentang “ambisi” dari apa yang disebutnya sebagai “trio penguasa” Israel yang semakin “ekstrimis”, Arabi21 melaporkan.

Dia mengidentifikasi trio itu sebagai Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Kita harus memperkuat front internal dan mempersiapkan diri kita dengan baik untuk tantangan masa depan, apa pun hasilnya,” kata Ragheb dalam pidatonya.

Mantan perdana menteri Yordania itu mengklaim selama pembicaraannya bahwa itu adalah tujuan dari “pemerintah ekstremis sayap kanan Israel” untuk secara paksa memindahkan warga dari Tepi Barat yang diduduki, dan oleh karena itu diplomasi Yordania harus “kuat dan tidak lunak”.

Baca Juga:  Mahasiswa Meksiko Bangun Tenda dan Kibarkan Bendera Palestina di Universitas

Ragheb mengklaim rencana Israel menawarkan kepada warga Palestina pilihan antara tinggal di negara Yahudi dengan pengurangan atau tanpa hak, migrasi, atau kematian bagi mereka yang menentang pendudukan.

Dia juga mengklaim bahwa “ekstremis Israel” sebelumnya telah menyebutkan tentang pemindahan warga Palestina ke , Yordania atau Suriah.

“Kami akan menghadapi mereka bahkan jika itu mencapai perang … situasinya tidak biasa … kritis dan membutuhkan kehati-hatian dan kewaspadaan sepenuhnya,” katanya. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.