Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zona Konflik di Seluruh Suriah Tenang di Awal Gencatan Senjata

Rudi Hendrik - Selasa, 13 September 2016 - 11:07 WIB

Selasa, 13 September 2016 - 11:07 WIB

420 Views

A Syrian Kurdish boy sits on a destroyed tank in the Syrian town of Kobane, also known as Ain al-Arab, on March 27, 2015. Islamic State (IS) fighters were driven out of Kobane on January 26 by Kurdish and allied forces. AFP PHOTO/YASIN AKGUL (Photo credit should read YASIN AKGUL/AFP/Getty Images)

London, 11 Dzulhijjah 1437/13 September 2016 (MINA) – Beberapa jam setelah gencatan senjata nasional dimulai di Suriah, organisasi pemantau Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) mengatakan, zona konflik utama di seluruh negeri yang tenang.

Gencatan senjata berlaku di bawah kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang mulai berlaku pada Senin (12/9), mulai saat matahari terbenam, bertepatan dengan hari libur Idul Adha.

Namun, Direktur SOHR Rami Abdulrahman menambahkan, tetap ada cahaya penembakan oleh pasukan pemerintah dan oposisi di barat daya negara itu, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.

Kesepakatan yang dicetuskan pada Jumat (8/9) di Jenewa oleh Menteri Luar Negeri AS dan Rusia, John Kerry dan Sergey Lavrov tersebut, bertujuan mengakhiri pertempuran dan bergerak menuju pada transisi politik setelah lebih lima tahun masa perang.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Gencatan senjata tidak berlaku untuk kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) dan Jabhat Fateh Al-Sham, kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Al-Nusra Front yang mengubah namanya setelah memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda pada Juli lalu.

Pemerintah Suriah dan dua sekutu kuatnya, Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon, semua setuju dengan kesepakatan itu, tapi kelompok oposisi menyatakan keprihatinan yang serius.

Sejam setelah gencatan senjata secara nasional mulai berlaku, lebih dari selusin kelompok oposisi, termasuk aliansi Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Ahrar Al-Sham dan Jaish Al-Islam, mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras perjanjian tersebut. Mereka menyebutnya “tidak adil”, tapi sampai sepenuhnya menolak.

Pada konferensi pers Departemen Luar Negeri AS, dua jam setelah gencatan senjata mulai berlaku, Kerry mengatakan bahwa ada laporan telah terjadi pelanggaran “di sana-sini”, tetapi ia mendesak semua pihak untuk mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Menurutnya, itu mungkin menjadi”kesempatan” yang terakhir untuk memperoleh perdamaian dalam bersatunya Suriah. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Dunia Islam
Timur Tengah
Internasional