Zona Konflik di Seluruh Suriah Tenang di Awal Gencatan Senjata

London, 11 Dzulhijjah 1437/13 September 2016 (MINA) – Beberapa jam setelah gencatan senjata nasional dimulai di , organisasi pemantau Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) mengatakan, zona konflik utama di seluruh negeri yang tenang.

Gencatan senjata berlaku di bawah kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang mulai berlaku pada Senin (12/9), mulai saat matahari terbenam, bertepatan dengan hari libur Idul Adha.

Namun, Direktur SOHR Rami Abdulrahman menambahkan, tetap ada cahaya penembakan oleh pasukan pemerintah dan oposisi di barat daya negara itu, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.

Kesepakatan yang dicetuskan pada Jumat (8/9) di Jenewa oleh Menteri Luar Negeri AS dan Rusia, John Kerry dan Sergey Lavrov tersebut, bertujuan mengakhiri pertempuran dan bergerak menuju pada transisi politik setelah lebih lima tahun masa perang.

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

Gencatan senjata tidak berlaku untuk kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) dan Jabhat Fateh Al-Sham, kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Al-Nusra Front yang mengubah namanya setelah memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda pada Juli lalu.

Pemerintah Suriah dan dua sekutu kuatnya, Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon, semua setuju dengan kesepakatan itu, tapi kelompok oposisi menyatakan keprihatinan yang serius.

Sejam setelah gencatan senjata secara nasional mulai berlaku, lebih dari selusin kelompok oposisi, termasuk aliansi Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Ahrar Al-Sham dan Jaish Al-Islam, mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras perjanjian tersebut. Mereka menyebutnya “tidak adil”, tapi sampai sepenuhnya menolak.

Pada konferensi pers Departemen Luar Negeri AS, dua jam setelah gencatan senjata mulai berlaku, Kerry mengatakan bahwa ada laporan telah terjadi pelanggaran “di sana-sini”, tetapi ia mendesak semua pihak untuk mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

Menurutnya, itu mungkin menjadi”kesempatan” yang terakhir untuk memperoleh perdamaian dalam bersatunya Suriah. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.