94 Guru Dikirim ke Sabah dan Serawak Untuk Pendidikan Anak Indonesia

Jakarta, MINA – Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan sebanyak 94 ke Sabah dan Serawak, Kalimantan , guna memberikan pemerataan layanan pendidikan yang bermutu untuk anak Indonesia yang berada di negara jiran itu.

Guru-guru tersebut akan ditempatkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Center (CLC) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak. Hingga saat ini terdapat 160 PKBM di dua wilayah tersebut, dengan rincian 115 pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan 45 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Saya mohon untuk bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Berikanlah yang terbaik untuk anak-anak Indonesia yang ada di sana dan saudara merupakan duta Indonesia yang mewakili Pemerintah dan Negara Indonesia sebagai wujud kepedulian Pemerintah terhadap nasib anak-anak Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya di Malaysia,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, saat memberikan arahan dalam acara pelepasan 94 guru, demikian siaran tertulis yang diterima MINA, Sabtu (19/10).

Pengiriman guru tersebut pengiriman tahap ke-10, ke Sabah dan Sarawak, Malaysia merupakan bentuk komitmen dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. Sedangkan ini bukan hanya pinggir melainkan jauh di luar pinggiran.

Ia juga berharap para guru yang ini bisa memainkan multi peran sehingga bukan hanya sekadar menjadi guru melainkan juga peran-peran lain termasuk memberikan inspirasi kepada anak-anak serta menanamkan nasionalisme kepada mereka.

Sementara itu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Supriano, mengungkapkan bahwa belum semua anak Indonesia usia sekolah bisa bersekolah di Sabah dan Serawak disebabkan anak-anak tersebut ikut bekerja bersama orang tua mereka di perkebunan.

“Jumlah anak usia sekolah yang ada di perkebunan Malaysia itu ada sekitar 50.000 anak, sedangkan yang bisa kita dorong ke sekolah ada sekitar 18.000 anak. Karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan orang tuanya dan harus ada keinginan anak itu untuk belajar,” ujar Supriano.

Ia menjelaskan proses penyeleksian guru tersebut dilakukan oleh 8 Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), di mana para guru yang lulus memiliki latar belakang pendidikan S1 maupun D4.

Ia juga mengungkapkan bahwa gaji yang diterima para guru tersebut disesuaikan dengan tingkat upah di Malaysia yaitu sebesar Rp 19,5 juta per bulan.

“Itu sudah termasuk biaya untuk tempat tinggal dan makan. Setelah 2 tahun, guru akan kita evaluasi lagi. Jika memang kompetensinya baik maka akan diperpanjang. Jumlah guru yang sekarang ada di sana sebanyak 225 guru dan nanti akan ditambah 94 guru yang baru ini,” tambahnya. (R/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.