Umar Rasyid: Kristenisasi di Lombok Fisiknya Sulit Dilihat, Faktanya Ada

Bogor, MINA – Dai Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sekaligus relawan yang terjun ke , Ustaz , mengungkapkan bahwa di wilayah bencana gempa itu secara fisik sulit dilihat, tetapi pada faktanya memang ada.

Umar mengatakan, masyarakat Lombok yang dalam keadaan trauma akibat tejadinya gempa, membutuhkan pemulihan fisik dan mental melalui trauma healing agar mereka dapat kembali hidup normal dengan aktivitasnya.

Akan tetapi, menurutnya, hal itu dimanfaatkan oleh oknum yang mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk melakukan pembodohan publik, dengan diiming-imingi tentang materi lalu kepercayaan.

“Secara fisik sulit dilihat tapi faktanya memang ada. Oleh karena itu, orang (relawan) yang dikirim ke sana harus orang yang sudah memahami kondisi di sana untuk membentengi jika terjadi kristenisasi terhadap mereka,” kata Umar kepada MINA, Sabtu (22/9).

Baca Juga:  Hasil Drawing Perempat Final Thomas Cup dan Uber Cup 2024 

Dai asal Bogor, Jawa Barat itu pun mengimbau agar para relawan semaksimal mungkin dan ikhlas untuk memberi bantuan di sana dengan mengatur strategi atau jadwal kegiatan dan melakukan trauma healing dengan membesarkan hati-hati mereka, tidak memojokkan, akan tetapi mengarahkan kehidupan untuk ke depannya.

“Untuk mengatasinya tidak hanya dilihat dari fisik dan mental saja. Akhirnya, kami gabungkan antara recovery (pemulihan) berbentuk fisik atau mental yang bekerja sama dengan pemerintahan setempat, MUI dan ulama-ulama lokal,” tambahnya.

Beliau pun mengapresiasi tindakan MUI yang mengirimkan para dai ke tempat-tempat yang diduga terjadinya kristenisasi, dengan membawa alat-alat dakwah semisal Al-Quran, juz amma, iqro dan sebagainya.

Baca Juga:  Dukung Mahasiswa AS, Mahasiswa Unpad Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

Hal itu dilakukan oleh pemerintah setempat karena dikhawatirkan Pulau Lombok yang dikenal “1.000 Masjid” akan menjadi daerah permurtadan. (L/hnh/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.