Netanyahu Setuju Matikan Media Sosial Selama Kerusuhan, Tapi Ditolak

Sebuah mobil dibakar dalam bentrokan antara Arab dan Yahudi di Acre, Israel utara, 12 Mei 2021. (Roni Ofer/Flash90)

Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendukung proposal polisi dan pejabat pertahanan untuk sepenuhnya memblokir media sosial di Israel selama kerusuhan di kota-kota campuran Yahudi-Arab, sebuah laporan mengatakan Ahad pagi (30/5).

Seorang pejabat senior Kementerian Kehakiman menolak rencana itu begitu saja dalam pertemuan, situs berita Walla melaporkan, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut.

Israel tidak pernah menutup-nutupi media sosial, sebuah langkah yang biasanya tidak diambil oleh negara demokrasi.

Namun, pejabat pertahanan telah menyarankan untuk memblokir sementara situs-situs tersebut, termasuk Facebook, TikTok dan Instagram, “karena pemahaman bahwa media sosial memperburuk semua yang terjadi di negara ini,” menurut sumber tersebut.

Baca Juga:  Serangan Rudal Hizbullah Lebanon Hantam Pemukiman Israel

“Banyak kerusuhan muncul dengan latar belakang seruan dan inisiatif melalui Facebook dan video TikTok yang semakin mengobarkan ketegangan dan memberikan inspirasi kepada para perusuh,” kata sumber itu seperti dikutip oleh Walla.

Di puncak kerusuhan, beberapa warga Yerusalem Timur mengunggah klip TikTok tentang diri mereka sendiri atau orang lain yang menyerang orang-orang Yahudi yang berada di sekitar. Ada juga serangan balas dendam ekstremis Yahudi di sejumlah kota yang difilmkan dan juga disebarluaskan di media sosial.

Setelah mosi untuk memblokir media sosial ditolak, pemerintah akhirnya menyetujui pengiriman pasukan besar-besaran ke Yerusalem, Lod dan kota-kota campuran lainnya untuk memadamkan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang merenggut beberapa nyawa dan menyebabkan banyak orang cedera dan kerusakan skala besar. (T/RI-1/P1)

Baca Juga:  Handala Hack Klaim Sukses Retas Apotek Terbesar Zionis Israel

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik