ADHYAKSA: MUSLIMIN JANGAN SIKUT-SIKUTAN

Adhyaksa Dault (Gambar: Rudi/MINA)
Adhyaksa Dault (Gambar: Rudi/MINA)

Bogor, 24 Sya’ban 1435/22 Juni 2014 (MINA) – Mantan Menpora, Adhyaksa Dault menilai, kondisi umat Islam saat ini seperti jamaah umrah atau haji yang berusaha dengan berbagai cara termasuk sikut sana-sini utuk mencium di Ka’bah.

“Kita sering mengatakan, orang-orang Mukmin itu bersaudara, tapi kenyataannya hal itu  hanya tampak di masjid-masjid saja. Pada saat shalat wajib saja kita bisa bersatu, bahu ketemu bahu, kaki ketemu kaki, tapi begitu salam, kita langsung bersaing saling menyingkirkan,” ujar Adhyaksa di depan puluhan ribu jamaah Tabligh Akbar Jamaah (Hizbullah)  di Ponpes Al Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad.

Tokoh yang kini menjadi Pelatih Utama perguruan Pencak Silat  Seni Bela Diri Al Azhar itu menceritakan pengalamannya. Ketika umrah, seorang stafnya ijin “berjihad” untuk mencium Hajar Aswad. Setelah sikut sana dan sini, dia akhirnya bisa mencium Hajar Aswad.

“Saya katakan kepadanya, kamu tahu tidak, waktu kamu berjuang ke sana mencium Hajar Aswad, berapa banyak orang yang kamu sikut dan injak? Seperti itulah kondisi umat Islam saat ini, saling desak-desakan, saling sikut-sikutan. Bertakbir, tapi tarik sana tarik sini,” kata Adhyaksa.

Menurut pria kelahirang Donggala, Sulawesi Tengah, yang kini menjabat Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka  itu, umat Islam jika sudah keluar dari shalat berjamaah, kembali sendiri-sendiri, apa lagi jika sudah politik.

“Sebab, kata Rasulullah, bukan bagian dari umatku orang yang dengki dan adu domba. Tapi kenyataannya pada hari ini, kita memakai sistem politik Barat. Kita bukan lagi melakukan  modernisasi tapi sudah westernisasi,” katanya.

Menteri era 2004-2009 itu menambahkan, setiap binatang memiliki alat untuk menjatuhkan lawannya. Dalam ilmu politik, alat untuk menjatuhkan lawan adalah “isu dan intrik”.

Adhyaksa juga menekankan perlunya ada suatu gerakan perubahan, yaitu “Gerakan Perubahan Dakwah” untuk merubah dan membentuk karakter umat.

“Yang kita perlukan adalah ‘revolusi akhlak’, bukan revolusi mental,” tambahnya. (L/P09/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0