AS Minta Perubahan Mendasar Skema Bantuan UNRWA

Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) telah meminta badan pengungsi untuk Palestina () melakukan skema “perubahan mendasar” sebelum melanjutkan pendanaan yang dihentikan karena bahwa beberapa staf badan tersebut ikut serta dalam serangan gerakan perlawanan Hamas.

Duta Besar AS untuk Linda Thomas-Greenfield menyambut baik penyelidikan PBB atas tuduhan tersebut, sembari menunggu informasi lengkap dari Israel.

“Kita perlu melihat organisasi tersebut, bagaimana mereka beroperasi di Gaza, bagaimana mereka mengelola staf mereka dan untuk memastikan bahwa orang-orang yang melakukan tindakan kriminal segera dimintai pertanggungjawaban, sehingga UNRWA dapat melanjutkan tindakan penting mereka,” katanya.

Tuduhan tersebut terungkap ke publik pada 26 Januari 2024 ketika UNRWA mengumumkan telah memecat beberapa stafnya setelah Israel memberikan informasi kepada badan tersebut.

Sebuah dokumen intelijen Israel, menuduh bahwa sekitar 190 pegawai UNRWA, termasuk guru, telah merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam.

Dokumen tersebut juga mengatakan, salah satu dari 12 orang adalah seorang konselor sekolah yang membantu putranya menculik seorang wanita selama infiltrasi Hamas, dimana Israel mengatakan 1.200 orang terbunuh dan 253 orang diculik.

Seorang lainnya, seorang pekerja sosial UNRWA, dituduh terlibat secara tidak spesifik dalam pemindahan jenazah tentara Israel yang terbunuh ke Gaza dan mengoordinasi pergerakan truk pick-up digunakan oleh  pasokan senjata.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dari 12 orang yang terlibat, sembilan orang dipecat, satu orang tewas, dan identitas dua orang lainnya sedang diklarifikasi.

Guterres dijadwalkan bertemu dengan 36 donor UNRWA di New York, AS untuk membahas tindakan PBB yang diambil dalam menanggapi tuduhan Israel dan mendengarkan kekhawatiran donor.

“Sekretaris Jenderal akan kembali menggarisbawahi pentingnya pekerjaan kemanusiaan yang dilakukan UNRWA setiap hari di Gaza dan wilayah tersebut,” ungkap Stephane Dujarric, juru bicara PBB.

UNRWA mempekerjakan 13.000 orang di Gaza, menjalankan sekolah-sekolah di daerah kantong tersebut, klinik kesehatan primer dan layanan sosial lainnya, serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan.

“Setiap tahun, UNRWA membagikan daftar stafnya kepada negara tuan rumah dimana UNRWA bekerja,” kata Dujarric.

“Untuk pekerjaan yang dilakukannya di Gaza dan Tepi Barat, UNRWA berbagi daftar stafnya dengan Otoritas Palestina dan pemerintah Israel, sebagai kekuatan pendudukan di wilayah tersebut,” ujarnya. (T/R4/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.