Tel Aviv, 20 Muharram 1436/13 November 2014 (MINA) – Para rektor di seluruh Israel menyatakan keprihatinan serius mereka atas rancangan resolusi Asosiasi Studi Timur Tengah (MESA) Amerika Utara berbasis di Arizona untuk memboikot akademis Israel pada diskusi pekan depan.
MESA adalah salah satu serikat internasional yang mencakup 30.000 dosen tentang masalah Timur Tengah, Palestine Information Center (PIC) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
MESA merupakan asosiasi non-politik yang mendorong studi Timur Tengah terkait dengan lebih dari 2.700 organisasi pendiri senior dan kini sebagai organisasi payung untuk lebih dari enam puluh anggota kelembagaan dan tiga puluh sembilan organisasi-organisasi afiliasinya.
Laman Media Israel Yedioth Ahronot mengutip presiden persatuan rektor universitas Israel Menachem Ben-Sasson mengatakan kehendak keputusan boikot memiliki dampak penting pada lembaga penelitian Israel, berharap sedikit anggota memberikan suara pada mendukung resolusi.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Media itu melaporkan bahwa perwakilan dari persatuan universitas dan Kementerian Luar Negeri Israel melakukan seruan untuk menggagalkan keputusan tersebut.
Keputusan tersebut datang setelah lebih dari 100 catatatan cendikiawan studi Timur Tengah yang menyerukan dalam sebuah surat baru-baru ini untuk memboikot akademisi Israel yang berkomitmen melakukan pelanggaran berat terhadap universitas Palestina, termasuk pemboman terhadap universitas selama perang terakhir di Gaza dan serangan terhadap universitas di Tepi Barat.
“Secara umum, Israel mendiskriminasi mahasiswa Palestina di universitas Israel dan mengisolasi akademisi Palestina, antara taktik lain, mencegah akademisi asing untuk mengunjungi lembaga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Kami juga khawatir dengan sejarah panjang perampasan arsip Palestina serta penghancuran perpustakaan dan pusat penelitian di sana,” demikian pernyataan dalam surat tersebut.
Kampanye Boikot Meningkat
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza
Kampanye internasional terhadap boikot Israel telah meningkat seiring kesadaran masyarakat dunia meningkat. Sebelumnya awal Oktober lalu, lebih dari 500 antropolog dari seluruh dunia telah menandatangani panggilan baru untuk memboikot institusi akademik Israel.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan pada 1 Oktober 2014, para cendekiawan menyerukan Israel mengakhiri pengepungan atas Gaza, pendudukan dan kolonisasi seluruh tanah Arab yang diduduki pada Juni 1967, dan membongkar permukiman ilegal dan dinding apartheid serta menghormati, melindungi, dan mempromosikan hak-hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah dan properti mereka sebagaimana diatur dalam Resolusi PBB 194.
Daftar awal penandatangan menampilkan lebih dari 250 nama, termasuk akademisi dari Australia, Kanada, Cina, Belanda, India, Lebanon, Palestina, Swedia, Turki, Inggris dan Amerika Serikat. Rekan-rekan dari Spanyol, Irlandia, Belgia, Chili, Mesir, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Kuwait, Portugal, Qatar, Meksiko, Filipina dan Afrika Selatan, antara lain, telah menambahkan dukungan mereka.
Di antara cendikiawan yang menandatangani resoluasi boikot adalah para pakar terkemuka di bidang antropologi, termasuk Profesor Jean dan John Comaroff dari Harvard University, Profesor Lila Abu-Lughod dan Michael Taussig dari Columbia University, Talal Asad dari CUNY dan Sherry Ortner dan Susan Slymovics dari UCLA.(T/P05/R05)
Baca Juga: Hamas Ucapkan Selamat untuk Rakyat Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Negosiasi Berlanjut, Hamas dan Israel Saling Tukar Daftar Tahanan yang akan Dibebaskan