Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belanda Perpanjang Kontribusi Pada Misi PBB di Mali Hingga 2017

Rudi Hendrik - Sabtu, 8 Oktober 2016 - 06:22 WIB

Sabtu, 8 Oktober 2016 - 06:22 WIB

418 Views

UN peacekeepers officials salute the coffins of two Dutch UN peacekeepers accidently killed, during a funeral ceremony on July 11, 2016 at the Bamako airport shows. The two Dutch UN peacekeepers died on July 6 in an explosion in Kidal northwest Mali during a training exercise. / AFP PHOTO / HABIBOU KOUYATE

Netherland, 7 Muharram 1438/8 Oktober 2016 (MINA) – Belanda pada Jumat (7/10), mengumumkan memperluas kontribusinya terhadap misi penjaga perdamaian PBB di Mali untuk satu tahun lagi, tapi akan menarik  helikopter dan awaknya.

“Kami telah memutuskan untuk melanjutkan misi Mali, tapi dengan kapasitas berkurang,” kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte kepada wartawan pada konferensi pers mingguannya di Netherland. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip MINA.

Belanda telah memberikan kontribusi untuk misi stabilisasi PBB di negara Afrika Barat itu sejak April 2014.

Dilaporkan, Belanda telah mengerahkan sampai 400 tentara serta empat helikopter Apache dan tiga Chinooks.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Awal tahun ini dua penjaga perdamaian PBB Belanda tewas dan satu terluka dalam ledakan tatkala latihan di kamp mereka di laut Mali.

Rutte dan pejabat lain mengatakan, sebanyak 290 tentara Belanda akan tetap tinggal di Mali setelah helikopter ditarik pada awal 2017.

Menurut Rutte, misi Belanda tetap penting untuk memberikan kontribusi bagi perdamaian.

Misi PBB MINUSMA ditempatkan di Mali sejak Juli 2013 sebagai bagian dari upaya internasional melawan kelompok bersenjata yang menyerbu wilayah utara negara itu.

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Lebih dari 11.000 polisi dan militer PBB saat ini bertugas di sana, mencoba untuk menjamin keamanan dalam wilayah kantong bangsa Sahel yang luas tanpa hukum.

Meskipun etnis Sahel sebagian besar digulingkan oleh operasi militer pimpinan Perancis pada Januari 2013, tapi kelompok-kelompok bersenjata masih menjadi ancaman.

Daerah utara Mali terus dilanda kekerasan setelah jatuh di bawah kendali pemberontak yang dipimpin Tuareg dan kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda pada 2012. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza

 

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Indonesia
MINA Preneur
Kolom