China Gunakan Keluarga Sebagai Sandera Untuk Redam Suara Uighur di Luar Negeri

London, MINA – China menggunakan keluarga sebagai sandera untuk meredam suara warga Uighur di luar negeri, kata pengamat.

Pengungsi dan aktivis Uighur di luar negeri mengatakan kepada BBC, Ahad (30/7), taktik mengintimidasi seperti itu membuat mereka tertekan.

“Putraku tersayang,” kata Alim, seorang ibu saat melakukan panggilan video. “Kupikir aku tidak akan bertemu denganmu sebelum aku mati,” lanjutanya.

Alim, bukan nama sebenarnya, mengatakan dia diliputi tekanan dalam momen itu.

Ini reuni melalui panggilan video, kontak pertama mereka dalam enam tahun, sejak dia melarikan diri sebagai pengungsi ke Inggris.

Tapi pertemuan virtual itu masih terhambat, karena ada orang lain yang mengendalikan panggilan itu.

Seperti semua warga Uighur lainnya, mereka hidup di bawah pengawasan dan kontrol yang ketat. Mereka tidak pernah bisa saling menelepon secara langsung.

Sebaliknya, seorang perantara menelepon Alim dan ibunya dari dua ponsel terpisah. Dia memegang layar ponsel untuk saling berhadapan, sehingga pasangan bisa melihat gambar satu sama lain, dan mendengar suara dari speaker.

Dia tidak tahu apakah tembok putih polos yang dia lihat di belakang ibunya ada di rumahnya di Xinjiang atau di kamp, di mana pemerintah China diduga telah menahan lebih dari satu juta orang Uighur. China telah lama membantah tuduhan itu.

Tapi Alim mengatakan dia tahu kontak dengan ibunya ini harus dibayar mahal, karena pria yang menjadi perantara panggilan itu adalah seorang perwira polisi China.

Ketika petugas menelepon lagi, dia meminta Alim untuk menghadiri pertemuan para aktivis hak asasi manusia Uighur, untuk mengumpulkan dan menyerahkan data kembali ke negara China. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.